Setelah meyelesaikan pendidikan strata satu, tepat selang dua minggu setelah saya diwisuda, saya dan suami melangsungkan pernikahan. Kebetulan kami sama-sama mahasiswa asal Sumatera Utara yang sama-sama mengenyam pendidikan di satu-satunya universitas paling murah dan merakyat di Jogja, UIN Sunan Kalijaga.
Seperti kebiasaan orang yang sudah menikah pada umumnya, saya langsung diboyong ke pondok indah mertua. Alias dibawa mudik ke kampung halaman suami saya. Meski sama-sama berada di Sumatera Utara dan rumah kami berjarak 3 Kabupaten saja, saya tetap memiliki culture shock.
Pasalnya saya yang anak kota ini, yang semua fasilitas publik tersedia dan mudah ditemukan di kota tempat tinggal saya harus beradaptasi dengan kondisi kampung halaman suami saya. Di sebuah kampung di Kecamatan Simalungun, di antara perkebunan sawit dan jauh sekali dari fasilitas publik seperti rumah sakit, bank, dan pusat perbelanjaan.
Setiap hari mereka hanya berbelanja di pasar dan di toko-toko kecil di sekitar kampung itu saja. Bahkan ketika kakak ipar saya membeli baju dari online shop, kurir tidak langsung mengantarkan ke depan pintu rumah. Melainkan langsung mengambil ke pos pemberhentian paket yang ada di jalan masuk ke kampung ini.
"Terus kalau mau ngirim uang ke anak-anak yang sekolah atau kuliah di luar kota, gimana bang?", tanya saya kepada suami saya ketika kami berjalan-jalan keliling kampung.
"Bisa. Di sini ada Agen Brilink dari bank BRI. Jadi warga sini bisa transfer uang ke anaknya yang di luar kota. Ya mirip-mirip ATM lah fungsinya". Ujar suami saya.
Saya yang kala itu belum familier dengan Agen BRILink masih kebingungan dengan penjelasan suami saya. Dalam bayangan saya seperti teras bank yang ada di pasar- pasar.
"Biasanya Agen BRILink itu orang-orang yang punya usaha. Entah grosir sembako, atau toko-toko baju. Nah, orang itu juga melayani aktivitas perbankan gitu". Jelas suami saya.
Saya langsung mengerti dan mulai memperhatikan toko-toko kecil juga grosiran yang kami lewati. Adakah pertanda toko tersebut menjadi salah satu Agen BRILink di kampung ini.
Pahlawan Inklusi Keuangan, Mendekatkan Masyarakat dengan Layanan Perbankan
Di lain kesempatan saya ada keperluan untuk menarik uang tunai dari rekening saya. Lalu saya dan suami pergi ke salah satu toko pakaian yang juga menjadi salah satu Agen BRILink di kampung ini. Saat itu saya hanya memberikan ATM kepada agennya dan kemudian diproses melalui mesin EDC dan dimasukkan pin ATM saya. Uang di ATM sudah berkurang dan siap diterima dalam keadaan tunai. Saat itu saya dikenakan biaya Rp5.000 untuk satu kali pelayanan. Nah, saat itulah saya langsung merasakan pengalaman gesek Atm di Agen BRILink.
Sebagai bank rakyat Indonesia, BRI sudah memiliki solusi inklusi keuangan. Di mana masyarakat desa yang jauh dari layanan perbankan masih tetap bisa melakukan transaksi perbankan di tempat-tempat yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Sehingga tidak perlu jauh-jauh pergi ke kota.
Agen Brilink ini juga punya nilai plus menurut saya. Kebanyakan orang tua di kampung suami saya itu sudah sepuh. Jadi tidak familier dengan aktivitas perbankan namun memiliki ATM. Karena biasanya akan diisi oleh anak-anaknya yang bekerja di luar kota. Nah, kalau antre di bank atau di depan mesin ATM kan rawan sekali ya.
Terlebih mereka tidak tahu cara menggunakannya. Berkat bantuan Agen BRILink, orang tua yang sudah sepuh itu hanya perlu membawa ATM miliknya ke agen dan akan diproses dengan agen yang mereka kenal. Kan tetangga, lha masak tidak kenal. Jadi keamanan konsumen tentu terjamin.
Per bulan April 2024 ini, BRI sudah memiliki 796 ribu agen Brilink di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah tersebut audah mencakup daerah 3 T (Terdepan, Terpencil,Tertinggal). BRI juga menyediakan sistem keamanan yang ketat untuk melindungi agen Brilink dari penipuan.
Benar sekali, menjadi satu-satunya layanan perbankan di desa itu sebenarnya rawan sekali. Pasti banyak oknum-oknum yang berniat jahat seperti pencurian dan penipuan. Seringnya modus penipuan tersebut berupa phising melalui undangan pernikahan, peretasan dan malware.
Seperti yang saya kutip dari Liputan6 untuk mengantisipasi hal buruk dan merugikan ini terjadi kepada Agen BRILink, pihak BRI rutin memberikan edukasi dan sosialisasi terkait keamanan fisik dan digital. Selain edukasi, Agen BRILink juga harus dipastikan telah tercover asuransi. Baik untuk usahanya atau individu sebagai Agen Brilink.
"Untuk melindungi Agen BRILInk dari tindak kejahatan, Divisi BRILInk Kantor Pusat BRI telah bekerjasama dengan Anak BRI yaitu PT BRI Asuransi Indonesia ( BRINS) dengan adanya fasilitas CIS ( Case in Safe) dan CIT ( Case in Transit) dengan premi terjangkau, seperti untuk CIS besar premi Rp50.000 per tahun," jelas John Sarjono, Regional CEO Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta.
Aktivitas Masyarakat | Sumber Foto: Canva |
Solusi BRIlian dan Cemerlang dari Bank BRI untuk Kamu yang Ingin Menjadi Pahlawan Inklusi Keuangan di Desa
Rasanya tidak terlalu berlebihan saya menyematkan narasi pahlawan bagi para Agen BRILink di daerah-daerah di Indonesia. Membawa masuk akses layanan perbankan ke daerah yang jauh dari kota itu sangat mulia sekali. Meski jauh dari kota, masyarakat tidak bisa langsung putus dengan layanan perbankan.
Selalu ada aktivitas perbankan di sela-sela aktivitas harian lainnya. Sesederhana mengirim uang untuk belanja anak di perantauan, menerima hasil kerja anak yang dititipkan di rekening ATM, membeli barang-barang secara online untuk menghemat, bahkan untuk membayar listrik dan air.
Agen BRILink dimulai dengan visi BRI untuk menjadikan perbankan dapat diakses oleh seluruh pelosok Indonesia. Indonesia memiliki banyak daerah dan pulau. Negara yang luas tempat di mana komunitas subur bertumbuh. Inklusi keuangan nampaknya sudah menjadi tantangan yang harus diwujudkan.
Sebagai salah satu upaya perluasan layanan BRI, BRI bekerjasama dengan nasabah untuk melayani transaksi perbankan di daerahnya. Agen BRILink juga akan mendapatkan keuntungan yang diberikan langsung oleh BRI berupa sharing fee. Dengan adanya Agen BRILink di wilayah - wilayah di Indonesia, terlebih di wilayah yang termasuk dalam kategori 3 T, masyarakatnya tetap bisa mendapatkan pelayanan yang sama dengan pelayanan di unit kerja BRI.
Nelayan Sedang Mencari Ikan | Sumber Foto: Canva |
Hal ini tentu akan meminimalisir kesenjangan finansial di antara masyarakat Indonesia. Juga sebagai bentuk pemberdayaan sumber daya manusia. Agen BRILink juga menjalankan peran penting di tengah masyarakat, yaitu sebagai pendidik masyarakat yang tidak memiliki rekening bank tentang pentingnya dan manfaat jasa keuangan.
Untuk bergabung menjadi Agen BRILink dan pahlawan inklusi keuangan di daerah kamu, kamu bisa mengikuti langkah di bawah ini.
1. Menyiapkan dokumen seperti KTP, NPWP, fotokopi buku tabungan, rekening koran, Surat Izin Usaha (SKU), Surat Keterangan Pengangkatan Pegawai Tetap/Pensiun, dan formulir pengajuan agen BRILink dan perjanjian kerja sama agen BRILink.
2. Datang ke unit kerja BRI terdekat
3. Data akab diverifikasi oleh pihak BRI
4. Jika disetujui, petugas akan membantu kamu untuk mengurus proses administrasi dan instalasi perangkat BRILink.
Jadi, apakah kamu tertarik menjadi salah satu pahlawan inklusi keuangan bersama BRI melalui menjadi Agen BRILink?
Inklusi keuangan ternyata penting banget loh untuk sebuah negara. Inklusi keuangan dapat dikatakan sebagai salah satu kunci untuk membangun masyarakat agar lebih sejahtera, memiliki ekonomi yang baik dan negara menjadi lebih stabil.
Inklusi keuangan akan membawa perubahan tatanan masyarakat, karena dapat mengurangi angka kemiskinan melalui edukasi keuangan. Memberi peluang untuk menabung, meminjam, bahkan melakukan investasi.
Ekonomi juga akan mengalami percepatan pertumbuhan karena masyarakat memiliki akses layanan keuangan. Terlebih dapat mendukung UMKM yang mana sudah menjadi tulang punggung ekonomi. Dengan adanya BRI dan Agen BRILink, ekonomi di daerah-daerah Indonesia memiliki kemungkinan dan harapan untuk maju.