[Review] Laluna Resort, Penginapan Unik Bergaya Interior Ala Gipsy- Akhir pekan biasanya diisi dengan kegiatan santai di rumah, atau sekadar jalan-jalan ke luar rumah untuk menghirup udara segar dan suasana yang baru. Di musim yang sedang tidak menentu cuacanya seperti ini aku jadi dilema kalau mau keluar rumah.
Staycation menjadi pilihan paling aman dan nyaman untuk kulakukan. Menghabiskan akhir pekan dengan pindah suasana sebentar dari rumah, tapi tetap bisa menikmati hal-hal lainnya seperti jalan-jalan, santai sambil minum kopi dan berenang.
Untuk akhir pekan ini aku memutuskan untuk staycation di salah satu resort di Jogja, tepatnya di Laluna Resort. Saat ini pilihan untuk berlibur lebih aman dengan staycation menurutku. Laluna resort terletak tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta, tepatnya berada di Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 8, Ngaklik, Sleman.
Bertepatan di pinggir jalan dan memiliki desain yang mencolok membuat Laluna Resort ini mudah sekali ditemukan. Mulanya kukira Laluna adalah sebuah cafe yang memiliki interior ala Gypsi saja. Itu pun karena sering kulewati ketika berangkat kerja dulu.
Setelah kucari tahu, ternyata Laluna memiliki resort di area belakang cafe dengan nama dan konsep yang sama. Selama ini aku selalu menginap di hotel-hotel bernuansa modern, dan tertarik untuk mencicipi vibes Gypsi atau Bohemian.
Resort ini cukup unik menurutku. Resepsionis berada di pelataran terbuka dengan warna-warni perhiasan ala Gypsi. Terdapat pula ayunan macrame yang bisa digunakan sembari menunggu reservasi. Antara meja resepsionis dengan kamar-kamar penginapan dihubungkan dengan sebuah pintu kayu bertuliskan Laluna.
Ketika pintu terbuka tersibaklah keheningan di pinggir Jalan Palagan yang tergolong ramai. Kamarnya cukup unik. Setiap tamu menginap di kamar-kamar berbentuk rumah kayu yang berjarak dari satu kamar dengan kamar lainnya.
Susuan bangunan kamar melingkar mengitari kolam renang yang cukup luas. Di sudut kolam renang, terdapat beberapa kursi untuk bersantai dan air terjun buatan lengkap dengan aksen batu-batunya. Menyejukkan sekali, terlebih kursi-kursi tersebut dinaungi sebuah pohon yang rindang.
Interior Kamar
Kamar-kamar tamu diberi nama dengan nama-nama bunga. Satu kamar memiliki teras dan dilengkapi dengan dua bean bag. Cocok sekali untuk bersantai di malam hari sambil mendengarkan suara-suara jangkrik.
Setiap kamar difasilitasi dengan televisi, lemari, lemari makanan dan isinya lengkap. Setiap kamar juga ada Jacuzzi dan kamar mandi nuansa outdoor namun tetap aman. Kamarnya cukup luas dan bagus. Aku suka sekali suasana malam di sini. Kamar yang nyaman ditambah dengan suasana hening dan suara jangkrik yang bersahut-sahutan.
Laluna Resort memiliki 12 kamar dengan dua tipe yaitu Deluxe dan Family. Untuk kamar tipe Delux bisa diisi oleh dua orang dan kamar tipe family yang bertingkat dan bisa diisi sekitar lima orang.
Fasilitas
Resort ini tidak menawarkan banyak fasilitas seperti hotel-hotel lain. Setiap pagi tamu diberi nasi goreng dan jus buah untuk sarapan. Sarapan akan diantar ke kamar-kamar. Tamu juga bisa memesan floating breakfast mungkin dengan tambahan harga.
Resort ini juga memiliki cafe yang bisa dipesan menunya lalu dibawa ke kamar. Akan lebih baik menurutku makan di cafe saja. Suasana cafe juga tidak kalah asyiknya. Terdapat live music, dekorasi yang memanjakan mata serta sajian yang lezat.
Kebetulan aku memesan nasi ayam bali dan jus semangka. Pengunjung restoran tidak terlalu ramai sehingga nyaman sekali untuk menikmati suasananya.
Jika kalian ingin mengadakan candle light dinner, bisa memesan terlebih dahulu dan akan melangsungkan makan malam romantis tersebut di lantai dua cafe ini.
Laluna Resort tepat sekali dijadikan pilihan untuk menikmati staycation sendiri maupun bersama keluarga. Untuk harga per malam satu kamar tipe Deluxe dibandrol seharga Rp 625.000
Jika kalian yang sedang berlibur ke Jogja ataupun ingin staycation, boleh banget menginap di Laluna Resort. Happy Weekend!
Beberapa bulan yang lalu saya melihat video segelas es coklat berlalu lalang di sosial media. Sebuah gelas besar diisi dengan es batu lalu diguyur dengan coklat hangat, disajikan dengan roti tawar. Perpaduan yang sempurna untuk santapan santai.
Minggu ke minggu saya terus merencanakan berkunjung ke outlet es coklat tersebut. Hari Minggu ini baru deh terlaksana saya mencicipi es coklat ini.
Kenapa es coklat ini cukup menarik perhatian saya di tengah banyaknya es coklat di Jogja? Ya kenapa lagi kalau bukan ulasan-ulasannya di sosial media dan lokasinya yang tidak terlalu jauh dari rumah .
Hari Minggu kemarin saya berkunjung ke outlet Es Coklat Impian yang ada di Alun- Alun Kidul Jogja. Outlet Es Coklat Impian sendiri ada beberapa di daerah Jogja, salah dua yang saya tahu ada di daerah Lempuyangan dan Alun- Alun Kidul.
Outlet Es Coklat Impian di daerah Lempuyangan sangat ramai sekali. Antrean panjang membuat saya lelah dan pesimis, hahaha. Jadi saya pilih jalan alternatif saja, yaitu datang ke outlet Es Coklat Impian yang ada di Alun- Alun Kidul.
Ternyata sama saja saudara-saudara, outlet Es Coklat Impian yang di Alun- Alun Kidul juga ramai. Antri panjang, tapi syukurnya tidak perlu lama-lama antre, karena proses pemesanannya sangat cepat. Sat, set, jadi, langsung bungkus.
Es Coklat Impian menyediakan tiga ukuran gelas yang bisa dipilih, yaitu kecil, sedang, dan besar. Selain es coklat, bisa juga memesan coklat hangat. Uniknya kalau makan di tempat atau dine in, kita diperbolehkan untuk mengambil sendiri air coklatnya.
Untuk mendampingi es coklat, saya pesan juga roti tawar bakarnya. Rasa es coklatnya agak manis menurut saya, meski tetap ada pahit-pahitnya sedikit.
Tapi oke lah, enak dan cocok sekali dipadukan dengan roti tawar bakar. Rasa manis, segar, dan gurih cocok untuk bersantai sambil menikmati suasana dan lalu lalang di sekitar Alun- Alun Kidul Jogja.
Es Coklat Impian menyediakan ruangan yang luas dan sejuk. Ada area outdoor dan indoor, jadi bisa menyesuaikan jika ingin merokok. Harganya juga sangat terjangkau, dimulai dari Rp2.500 sampai Rp19.000 saja.
Bagi teman-teman yang ingin bersantai-santai di Alun- Alun Kidul Jogja, bisa banget sambil menikmati segelas es coklat. Atau adakah teman-teman yang sudah mencobanya? Ceritakan pengalaman kalian di kolom komentar ya.
Sejahterakan Mental dengan Hapus Stigma dan Berhenti Diskriminasi Penderita Kusta- Saat kematianRatu Elizabeth II
8 September lalu, hampir semua media di penjuru dunia mengabarkan berita duka.
Di samping berita duka meninggalnya pemimpin monarki terlama dalam sejarah
dunia ini, ada satu berita yang juga ikut tersorot ke publik khususnya
Indonesia, yaitu berita tentang Putri Diana, mantan Istri dari King Charles
III.
Putri Diana
dikenal sebagai Putri yang membumi dan kerap melakukan perjalanan amal. Salah
satunya ke Indonesia pada tahun 1989. Saat kunjungannya ke Indonesia tersebut,
Putri Diana menunjukkan hal yang tidak biasa yaitu menyalami dan duduk di
sebelah pasien kusta di RS Sitanala, Banten.
Perlakuan Putri
Diana tersebut membawa angin perubahan citra pada penderita kusta. Seperti yang
diketahui, stigma tentang penularan kusta masih keliru dan berkembang hingga
saat ini. Stigma tersebut menjadi bahan bakar diskriminasi kepada penderita kusta.
Kusta atau Lepra
merupakan infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan
saluran pernapasan. Kusta ditandai dengan mati rasa pada tungkai kaki dan
diiringi dengan timbulnya lesi di kulit.
Angka penderita kusta di Indonesia
terbilang tinggi. Berdasarkan informasi yang dirilis oleh WHO (World Health Organization) tahun 2020, kasus
kusta di Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbesar di dunia.
Kusta jika
mendapat penanganan yang cepat dan tepat, umumnya tidak sampai menyebabkan
kematian. Hanya saja penyakit ini dapat menimbulkan cacat fisik karena
terlambat ditangani. Akibat buruknya adalah penderita kusta akan mendapatkan
diskriminasi yang berdampak pada psikologisnya.
Kusta dan Kemiskinan, Berkaitankah?
Kemiskinan adalah
faktor yang sering dikaitkan dengan penyakit kusta. Banyak opini yang beredar
di masyarakat bahwa penderita kusta adalah orang miskin. Apakah benar demikian?
Dilansir dari laman Detik Health, jika kita tilik dari statement yang dikeluarkan
oleh dr J.P. Handoko Soewono dari Rumah Sakit Kusta Sitanala, dasar penyakit
kusta adalah ekonomi.
Penyakit kusta berkaitan dengan gizi dan ketahanan tubuh
seseorang. Kusta juga merupakan salah satu dari lima penyakit yang menjadi
indikator kesejahteraan suatu negara.
“Dasar penyakit
kusta itu ekonomi, selama belum baik ekonominya pasti penyakit kusta susah
hilang. Jadi, penyakit ini terkait gizi dan ketahanan tubuh yang kalau jelek
akan gampang kena,” ujar dr. Handoko.
Berdasarkan
statement tersebut, bisa ditarik benang merah tentang hubungan kusta dan
kemiskinan. Hemat saya, kemiskinan menjadikan orang yang mengalaminya kesulitan
memprioritaskan kebutuhan.
Kebutuhan hidup yang mendesak dan uang yang tidak
tersedia membuat orang yang mengalaminya hidup dengan apa saja yang ada. Mengonsumsi
makanan yang sehat, bergizi dan bersih menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.
Makanan dan daya tahan tubuh menjadi kunci terhindarnya dari penyakit kusta.
Penyakit Menular yang Sangat Sulit Menular
Kusta adalah
salah satu dari penyakit menular. Kusta
dapat menular dari percikan droplet secara terus menerus dalam waktu yang lama
dari penderita kusta.Selain dari terpapat
droplet penderita, kusta juga dapat menular melalui sentuhan dengan hewan
penyebar bakteri kusta, menetap di kawasan endemik kusta dan memiliki gangguan
sistem kekebalan tubuh.
Namun penularan
kusta amat sulit terjadi. Stigma yang berkembang di masyarakat adalah kusta
akan menular dengan berjabat tangan, duduk bersama dan dari ibu kepada janinnya.
Perlu menjadi catatan adalah bakteri Lepra tidak serta merta mudah menular dari
penderitanya kepada orang lain. Butuh waktu yang lama dan intens untuk tertular
danbakteri juga membutuhkan waktu yang
lama untuk berkembang biak di tubuh manusia.
Jadi jika
ditinjau dari segi medis, sangat keliru stigma yang selama ini beredar di
masyarakat. Sayangnya stigma ini sudah menjadi bahan bakar dari diskriminasi
kepada penderita kusta.
Stigma Kusta Cerita Lama
Seperti yang
sudah saya paparkan di atas, stigma yang beredar luas di masyarakat tentang
penularan kusta adalahkusta akan
menular dengan berjabat tangan, duduk bersama dan dari ibu kepada janinnya.
Stigma ini
akhirnya menjadi bahan bakar dari diskriminasi pasien kusta. Diskriminasi
berdampak pada terhambatnya akses penyembuhan kusta dan tekanan psikologis yang
dialami penderitanya. Kusta akan cepat sembuh jika ditangani dengan cepat dan
tepat.
Pertanyaan
besarnya adalah bagaimana bisa ditangani cepat jika penderita kusta malu untuk
menceritakan penyakitnya karena takut akan stigma yang beredar, terlebih stigma
tersebut salah.
Salah satu
penyebab dari tingginya tingkat penderita kusta di Indonesia adalah karena
kusta tidak hanya menjadi sebuah penyakit dan masalah kesehatan, juga menjadi
masalah sosial, ekonomi dan budaya.
Instansi
pemerintah juga mulai menggalakkan untuk pendobrakan stigma tersebut. Bisa
dilihat dari masifnya sosialisasi terkait stigma dan diskriminasi kepada penderita kusta. Upaya sosialisasi yang diadakan pemerintah membawa setidaknya dua misi,
yaitu:
Untuk menghapuskan stigma dan diskriminasi pada penderita kusta dengan menyadarkan orang-orang di sekitarnya bahwa kusta dapat disembuhkan dan tidak mudah tertular. Pengobatan yang dilakukan dengan cepat akan membantu pasien kusta untuk terhindar dari kecacatan fisik.
Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat seputar penyakit
kusta dan imbauan untuk tumpas kusta dan tidak menjauhi penderitanya.
Sejahterakan Mental Penderita dengan Hapus Stigma
dan Berhenti Diskriminasi Penderita Kusta
Salah satu dampak
dari adanya stigma dan diskriminasi kepada penderita kusta adalah kondisi
kesehatan mental yang buruk. Penderita akan merasa dirinya ditolak, dikucilkan
dan diisolasi.
Selain pendampingan medis, penderita penyakit memerlukan
pendampingan secara psikologis untuk mendapatkan mental yang sehat.
Mental yang sehat
akan mampu mengembangkan diri dan mencapai kesejahteraan mental. American
Psychological Association (APA) menjelaskan mental well-being adalah keadaan
yang memiliki rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara
fisik dan mental, dan menjaga kualitas hidup yang baik.
Bagaimana semua
aspek kesejahteraan mental tersebut bisa dicapai sedangkan masyarakat masih
hidup dalam stigma dan diskriminasi kepada penderita kusta.
Orang-orang yang
terdampak perlakuan diskriminatif umumnya akan mengalami hilangnya pemenuhan
hak-hak dasar sebagai manusia.
Diskriminasi
tidak hanya berdampak kepada korban, tetapi juga berdampak pada pelaku. Pelaku
diskriminasi akan membuat seseorang membatasi hak-hak orang lain.
Diskriminasi
menghilangkan kemanusiaan seseorang baik korban maupun pelaku.
Salah satu
langkah awal untuk mewujudkan mental well-being dan meningkatnya angka
kesembuhan penderita kusta adalah dengan menghapuskan stigma dan menghentikan
diskriminasi.
Dua hal ini dapat dilakukan mulai dari langkah kecil seperti
mempelajari tentang penyakit kusta dalam pandangan sains dan medis.
Bersama Tumpas Kusta dan Sejahtera Bersama
Untuk mewujudkan
kesejahteraan dan menekan angka penderita kusta seluruh lapisan masyarakat
harus bersama-sama menjalankan perannya dengan baik.
Pemerintah dapat terus
menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit kusta, menjelaskan
potensi menularnya dan imbauan untuk tidak menjauhi dan tidak mendiskriminasi
penderita.
Pemerintah juga harus mempertimbangkan pemberian bantuan kepada
masyarakat miskin agar mampu memenuhi kebutuhan pangan yang layak, sehat dan
bergizi.
Selama ini
pemerintah memang sudah mengadakan banyak program untuk masyarakat miskin,
namun apakah di lapangan sudah benar-benar bantuan tersalur tepat sasaran?
Masyarakat juga
perlu mempelajari bagaimana penyakit kusta dan penularannya. Tidak menjauhi
penderitanya dan peduli kepada sekitar.
Jika menemukan penderita kusta di sekitar
kita, sangat penting mendorong mereka untuk
berobat dan melakukan perawatan medis. Penyakit kusta akan mudah disembuhkan
jika ditangani dengan cepat dan tepat.
Menjelajahi Ubud Bersama Teman Hidup Traveloka- Bali, Pulau Dewata yang tersohor karena keindahan alam dan suasananya yang tenang. Hal itu lah membuat saya begitu ingin menginjakkan kaki di sana. Saya pertama kali mendengar cerita tentang Bali dari Ayah dan Mama saya.
Waktu itu sekitar tahun 2009 mereka pergi ke Bali untuk berlibur bersama dengan teman-teman kantornya. Saat ingin kembali ke rumah, Ayah dan Mama saya menjenguk saya di pondok pesantren dan menceritakan keseruan liburan mereka.
Saya pun melihat foto-foto mereka melalui tab milik orang tua saya. Saya melihat satu per satu pose mereka di pantai yang biru, mengabadikan gambar di dekat patung Garuda Wisnu Kencana. Melalui foto dan cerita tersebut saya terkesima dengan keindahan Pulau Dewata.
Ada satu tempat lagi, Ubud namanya. Suasananya tenang dan banyak sawah. Jelas Ayah saya dengan semangat.
Sejak saat itu sampai saya kuliah, destinasi wisata impian saya adalah Bali, khususnya Ubud. Keinginan saya menginjakkan kaki di Bali didorong juga dengan cerita teman dekat saya yang saat ini menjadi suami saya.
Kala itu suami saya dan teman-teman kuliahnya mengadakan trip ke Bali. Sepulang dari Bali, ia begitu semangat menceritakan pengalamannya dan menjabarkan betapa indah Bali di matanya.
Hati saya semakin menggebu-gebu untuk mengunjungi Pulau Dewata, namun saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan sebuah perjalanan jauh.
Nanti ke Bali lagi ya sama Aku, kataku pada orang yang menjadi #TemanHidupKu itu.
Saat bulan madu selepas acara pernikahan, kami memang langsung terbang ke Jogja untuk menetap dan belum ada kesempatan untuk bulan madu ke Bali. Pandemi benar-benar membuat kami takut untuk bepergian, khususnya bagi daerah-daerah pariwisata.
Kini keadaan sudah kian membaik. Meskipun belum sepenuhnya bebas dari jeratan virus Corona, bepergian sudah jauh lebih aman untuk dilakukan. Saya dan suami kembali membincangkan rencana perjalanan kami ke Bali.
Terlebih sekarang sudah ada Shanum, mumpung belum masuk masa-masa MPASI, masih memungkinkan untuk dibawa berlibur. Kalau sudah MPASI kan jadi agak pe er ya bawa bayi.
Pulau Dewata selalu menjadi destinasi wisata primadona Indonesia. Itulah sebabnya saya dan orang-orang lainnya selalu berkeinginan menginjakkan kaki ke Bali. Terlebih Ubud, daya tarik suasananya yang tenang dan alami serta dekat dengan seni budaya.
Saya sudah bisa merasakan bagaimana tenangnya ketika menginap di salah satu penginapan terbaik di sana, menonton pertunjukan tari, menikmati indahnya lukisan hasil tangan seniman lokal, dan berjalan-jalan di desa-desanya yang asri.
Alasan Kenapa Ubud Menjadi Destinasi Wisata Idaman
Selain Denpasar, Canggu, dan Nusa Dua, Ubud menjadi salah satu destinasi idaman pelaku wisata di Bali. Keindahan Ubud tidak hanya dilirik oleh wisatawan lokal, tapi juga menjadi buah bibir wisatawan mancanegara.
Bagaimana tidak, alamnya yang indah mampu membius orang-orang yang sudah menginjakkan kaki di sana, maupun mereka yang hanya mendengar cerita dari para wisatawan. Saking indahnya alam Ubud, majalah asal Amerika Serikat "Travel + Leisure menetapkan Ubud di peringkat ke-3 sebagai kota terbaik di dunia.
Prestasi ini tentu sangat membanggakan masyarakat Bali dan Indonesia. Ubud mampu mengalahkan kota-kota indah yang kerap digambarkan di majalah wisata dunia. Ubud terletak di Kabupaten Gianyar, Bali. Tiga alasan di bawah inilah yang menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan untuk menginjakkan kaki di Ubud.
1. Kondisi alam dan suasana yang tenang
Bagi orang yang sudah biasa dengan hiruk pikuk kota, dan sudah sering bermain di pantai pasir putih, keindahan alam dan suasana tenang lebih menjadi tujuan yang tidak bisa dilewatkan.
Ubud memiliki kontur alam dengan pedesaan yang asri, banyak sawah yang membentang, sungai dan hutan. Saya merasa sangat ingin berada di sana dan menikmati suasana alamnya.
Satu lagi cerita yang selalu membuat wisatawan ingin kembali menginjakkan kaki di Ubud yaitu sikap warga lokal yang ramah dan kondisi alam yang terjaga keasriannya.
2. Kental dengan seni budaya
Selain memiliki kondisi alam yang ciamik, Ubud juga tempat berkumpulnya seniman-seniman lokal. Mulai dari seni lukis, tari hingga pahat patung. Jika berjalan-jalan di jalanan Ubud, wisatawan akan menemukan banyak pura dengan gerbang yang indah, megah dan aesthetic.
Jajaran bangunan Pura, pagelaran seni dan tradisi menggambarkan keyakinan yang kuat dan rasa tanggung jawab melestarikan warisan leluhur. Terlebih Ubud banyak menawarkan pertunjukan tradisi Ngaben dan pertunjukan tari adat yang gratis untuk wisatawan.
3. Akomodasi dan destinasi wisata yang banyak
Saya sangat suka dengan daerah yang menawarkan variasi wisata. Akomodasi wisata di Ubud tergolong banyak dan mudah didapatkan. Banyak pilihan hotel yang tersedia, mulai dari hotel berbintang hingga hotel dengan harga yang ramah di kantong.
Pilihan tujuan wisata di Ubud juga banyak. Seperti Monkey Forest, Bali Bird Park, Bali Zoo, dan pasar seni.
Destinasi Wisata dan Hotel di Ubud Rekomendasi Dari Traveloka
Tujuan utama saya ke Ubud sudah pasti untuk menjelajah dan mencoba pengalaman menginap di daerah paling indah nomor tiga di dunia. Daftar destinasi wisata dan hotel sudah saya persiapkan jauh-jauh hari.
Agar liburan lebih berkesan dan santai, saya tidak mau repot-repot dan langsung mencari rekomendasi hotel terbaik di Ubud dari aplikasi Traveloka. Berikut rekomendasi destinasi wisata dan hotel yang harus dikunjungi di Ubud.
1. Monkey Forest
Monkey Forest yang disebut juga dengan Mandala Suci Wenara Wana adalah cagar alam dan kompleks candi yang berada di desa Padangtegal Ubud, Bali. Monkey Forest adalah kawasan hutan lindung yang menampung lebih dari 1260 ekor monyet.
Selain kawasan hutan lindung, di area Monkey Forest juga terdapat pura umat Hindu yang bernama Pura Dalem Agung Padangtegal.
Membayangkannya saja sudah terasa seru sekali. Perpaduan alam, suasana rohani dan tradisi dalam satu tempat menjadikan destinasi wisata Monkey Forest mewakili seluruh objek wisata di Ubud.
2. Bali Bird Park
Sebagai pecandu suara kicauan burung, rasanya saya harus berkunjung ke penangkaran burung asal Indonesia dan mancanegara ini. Tempat wisata yang dibuka sejak tahun 1994 ini mengoleksi sekitar 5.000 satwa dan 250 spesies.
Bali Bird Park terletak di Jalan Serma Cok Ngurah Gambir Singapadu, Batubulan, Gianyar, Bali. Whaaa saya tidak sabar melihat ekspresi Shanum ketika melihat burung-burung yang selama ini hanya ia lihat melalui kartu mainannya.
3. Museum Puri Lukisan
Museum Puri Lukisan menyimpan koleksi kesenian budaya Bali, mulai dari seni lukis, ukiran kayu, dari seni tradisional hingga modern. Jadi, tentu saja saya begitu tertarik untuk mengunjungi museum ini.
Terlebih Museum Puri Lukisan adalah museum seni tertua di Bali. Museum Puri Lukisan sudah menyimpan hasil karya seni budaya Bali sejak tahun 1930 hingga saat ini.
Museum Puri Lukisan terletak di Jl Raya Ubud, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
4. Padma Resort Ubud
Menurut saya suasana Ubud sangat cocok dengan vibes romantis yang dimiliki oleh Padma Resort. Perpaduan ketenangan dan romantis yang menjadi harapan dalam sebuah hubungan.
Sangat cocok jika dikunjungi bersama #TemanHidup. Terlebih ini momen pertama kali #LihatDuniaLagi setelah adanya pandemi.
Padma Resort memang agak jauh dari jantung kota Ubud. Padma Resort menawarkan suasana yang tenang dan aktivitas yang beragam dapat dilakukan meski di hotel.
Seperti disediakannya arena untuk olahraga, yang berujung pada Bamboo Bridge yang indah.
Bayangkan saja setelah olahraga dan lari tipis-tipis, kita disuguhkan dengan gemercik suara air dan kicauan burung. Tidak hanya bisa jogging, Padma Resort juga menyediakan lokasi meditasi dan yoga. What a wonderful place.
5. Daun Lebar Villa
Hunian yang memiliki warna bumi ini menggunakan bambu dan rotan sebagai desain eksteriornya. Suasana Daun Lebar Villa terasa alami dengan konsep slow living lifesyle-nya.
Bagi saya pencinta warna bumi, desain hunian seperti yang dimiliki Daun Lebar Villa ini memiliki kesan tersendiri dan harus dicoba untuk referensi jika membangun rumah impian kelak.
Fasilitas di Daun Lebar Villa juga sangat menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan saya. Daun Lebar Villa menyediakan fasilitas hiburan, kolam renang, spa dan area atraksi yang bisa digunakan untuk kegiatan outdoor bersama keluarga.
Daun Lebar Villa terletak di Banjar, Jl Susut No 77, Buahan, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali.
6. Artotel Haniman Ubud
Staycation sambil menikmati seni, dua hal yang saya sukai. Ubud selalu menawarkan hal yang luar biasa saya rasa. Bangunan hotel yang artistik ditambah suasananya yang tenang, membuat beberapa pengunjung menyesal hanya menginap satu malam saja.
Artotel Haniman Ubud berlokasi di Jl Jatayu, Ubud, Gianyar. Lokasinya yang cukup dekat dari Monkey Forest menjadi salah satu nilai tambah bagi saya untuk bermalam di sini.
Siap Lihat Dunia Lagi dan Menjelajah Ubud Bersama Traveloka
Setiap ingat liburan dan mudik, aplikasi yang pertama saya buka adalah Traveloka. Traveloka sudah banyak membantu saya dalam memesan tiket Medan-Jogja selama kuliah. Juga menjadi aplikasi pertama yang saya buka kalau ingin sekadar staycation danbooking hotel murah.
Menyusun perjalanan ke Ubud juga tidak lepas dari bantuan Traveloka. Satu aplikasi yang benar-benar bisa menjadi teman perjalanan. Sepanjang saya menggunakan Traveloka, saya selalu terbantu dengan fitur-fiturnya yang lengkap.
Jadi, saya tidak perlu khawatir tersasar atau kebingungan di kota tujuan. Yuk, sini saya kasih tahu fitur kesayangan saya di Traveloka, pasti nanti jadi kesayangan kamu juga!
1. Experience
Fitur Experience memuat rekomendasi seputar destinasi wisata dan hiburan yang ada di kota tujuan. Memuat informasi destinasi dan juga tiket masuknya. Menariknya, fitur ini juga ada diskonnya. Huuu senang sekali bukan, sudah lengkap hemat pula.
Untuk memperoleh informasi di fitur Experience juga sangat mudah. Kita tinggal memasukkan kata kunci destinasi wisata yang ingin dituju, dapat berupa lokasi daerah dan nama destinasi tersebut. Fitur Experience juga menyediakan pilihan kategori yaitu atraksi, taman bermain, dan spa.
2. Hotel Budget
Ketika ingin staycation atau liburan, hal yang pertama saya tentukan adalah budget perjalanan dan penginapan.
Kerennya di aplikasi Traveloka ada fitur hotel budget yang sangat memudahkan untuk mencari harga penginapan sesuai kantong. Jadi no boncos boncos deh.
Harganya mulai dari Rp75.000 saja, ditambah sering ada kupon diskon. Wah, dijamin tidak akan kehabisan tempat menginap yang hemat dan nyaman.
3. Panduan Wisata
Fitur ini berguna sekali, membantu wisatawan untuk mengenali daerah tujuannya. Informasi yang lengkap, juga ada pilihan tema-temanya. Misalkan jika ingin wisata alam, maka klik informasi kategori Nikmati Pemandangannya.
Jika ingin mengenal lokasi wisata populer warga lokal, maka bisa mencari informasi di kategori Favorit Warga Lokal. Jadi, no nyasar-nyasar dan bingung-bingung lagi dehhh....
4. PayLater
Meski saya tidak begitu suka menggunakan opsi PayLater, tapi fitur ini sangat membantu dalam beberapa keadaan. Semisal ada tugas dari kantor, atau acara yang akomodasi tiket dan penginapannya ditanggung kantor dan penyelenggara acara, maka fitur ini sangat berguna sekali.
Biasanya uang transportasi dan penginapan akan diberikan di akhir acara, maka masih aman untuk menggunakan fitur PayLater ini.
5. Explore
Fitur ini berisi video pendek tentang lokasi dan perjalanan wisatawan. Jadi saya punya sedikit bayangan tentang lokasi yang akan dikunjungi. Kita juga bisa menambahkan video pendek tentang perjalanan kita loh di fitur Explore ini. Benar-benar aplikasi Lifestyle yang lengkap.
6. Promo yang Siap Dinikmati
Bukan Traveloka namanya jika tidak banjir dengan promo. Banyak sekali pilihan promo yang dapat dinikmati. Traveling menjadi hemat dan dana dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya. Sedap sekali bukan.
Bagi saya setiap perjalanan memberikan sebuah kesan dan pesan. Untuk itu berangkatlah dengan hati yang tenang. Hati siapa yang tidak tenang jika informasi tentang tujuan ada dalam genggaman tangan.
Semoga perjalanan saya ke Ubud bisa segera terlaksana, jika teman-teman sudah pernah ke Ubud, boleh memberikan rekomendasi wisata apa yang harus saya kunjungi.
Terima kasih untuk Traveloka yang sudah menemani perjalanan pulang dan pergi saya selama kuliah, dan juga sudah menjadi andalan saat ingin melepas penat dengan staycation hemat.
Jogja kalau bicara tempat wisata memang tidak ada habisnya. Di masa pandemi begini, orang-orang mulai mencari hidden place untuk berlibur ataupun sekadar berkunjung melepas penat. Nah, di Kaliurang banyak sekali tempat-tempat tersembunyi yang ciamik dan belum terjamah publik.
Salah satunya adalah Ledok Sambi, sebuah lokasi wisata yang berada di Desa Wisata Sambi, Pakem, Kaliurang. Suasana di Ledok Sambi itu syahdu sekali, gimana tidak, kamu duduk berbincang-bincang sembari menikmati makanan di pinggir sungai, dengan angin sepoi-sepoi dan hawa sejuk khas Kaliurang.
Ledok Sambi juga ramah anak, aliran sungai yang tidak terlalu deras dan banyak berbatuannya membuat anak-anak bebas bermain air dan naik ban menyusuri sungai. Banyak ibu-ibu yang senang hati melepas anak mereka bermain di sungai sambil mewanti-wanti agar anaknya tetap hati-hati.
Pertama kali masuk, kalian akan menemukan tempat parkir dan akan turun ke bawah untuk menemukan sungai. Di atas, sebelum menuruni anak tangga, banyak ibu-ibu yang berjualan makanan, dan di pinggir sungai juga ada warung.
Anak tangganya lumayan banyak, tetapi begitu sampai di bawah kalian capeknya akan terbayar dengan pemandangan dan suasana yang nyaman dan tenang. Disambut dengan hamparan rumput, anak sungai yang mengalir di sepanjang lokasi, tenda-tenda dan jembatan.
Berawal dari sebuah warung
Ledok Sambi bermula dari sebuah warung kecil yang dikelola oleh penyedia jasa outbond. Ledok Sambi dahulu sering dipakai untuk kegiatan outbond sejak tahun 2004. Lokasinya pun sudah dipindahkan, mulanya berada di atas lembah dan dipindahkan ke bawah lembah yang ada aliran sungainya.
Sekarang Ledok Sambi juga ada warungnya kok, jadi tidak perlu khawatir. Kalian bisa memesan ragam makanan dan minuman untuk dinikmati sembari berbincang, menikmati suasana dan melihat anak-anak bermain air.
Menu yang tersedia beragam, ada pisang goreng, aneka sayur dan lauk, aneka nasi, ubi goreng, kentang goreng dan lainnya. Untuk minuman juga beragam, mulai dari aneka kopi, dan teh. Ada kopi Vietnam juga. Untuk kisaran harga makanan mulai Rp 4.000 sampai Rp 18.000. Sedangkan minuman berkisar Rp 5.000 sampai Rp 15.000
Arena flying Fox dan paint ball
Dikarenakan bekas tempat outbond, Ledok Sambi juga menyediakan arenaflying fox dan paint ball. Kalian bisa terbang dengan flying fox membelah sungai dan melihat sungai dari ketinggian. Untuk bermain flying fox dikenakan biaya Rp 25.000 untuk per orangnya. Sedangkan paint ball dikenakan Rp 50.000 per orangnya.
Ketika berkunjung ke sana, banyak anak-anak yang bermain flying fox, dan bermain paint ball. Ya kalau tidak berani atau takut ketinggian, bisa bermain di sungai juga, lo. Lebih hemat dan tidak kalah seru, airnya juga jernih khas pegunungan, mantap pooll.
Menyediakan tenda camping
Selain sungai, Ledok Sambi juga menyediakan arena camping. Banyak tenda-tenda berjejer di sepanjang sungai. Terkadang tenda tersebut dipakai oleh pengunjung dan juga disewakan untuk camping. Untuk satu tenda berkisar 35.000 per orang dan untuk tenda yang memuat kapasitas banyak, maksimal 4 orang, berkisar 120.000 per malam.
Oh ya, camping tidak lengkap tanpa api unggun bukan? Nah, Ledok Sambi juga menyediakan perlengkapan api unggun. Kalian cukup membayar 100.000 per tenda, maka pihak Ledok Sambi akan memberikan perlengkapan lengkap api unggun.
Bekerja sama dengan warga desa
Karena terletak di kawasan desa wisata, Ledok Sambi bekerja sama dengan warga desa untuk pengelolaan lokasi wisata dan penyediaan makanan. Ibu- ibu di desa Sambi memasak untuk dijual kembali di warung. Tradisi seperti ini sangat menguntungkan perekonomian warga desa, dan memang seharusnya kan menyejahterakan warga desa yang dekat dengan lokasi wisata.
Ledok Sambi berada di Desa Sambi, Jalan Kaliurang, KM 19, Pakem, Sleman. Sekitar 40 menit dari pusat kota Jogja. buka mulai pukul 08.00 WIB, sampai pukul 17.00 WIB. Saat ini tiket masuk ke Ledok Sambi masih seikhlasnya dan dengan parkir Rp 2.000.
Gimana? Tertarik menikmati akhir pekan atau penghujung hari di Ledok Sambi?
Hallo! Aku Annisa, seorang ibu dari satu bayi ceria, juga seorang Lifestyle Blogger. Aku suka menulis perjalanan yang kulalui, tempat yang kukunjungi, ulasan produk, dan seputar parenting.Blog ini terbuka lebar untuk kerjasama. Baca juga tulisanku di blog https://hallobiuty.blogspot.com/ dan https://hallobia.blogspot.com/ Kamu dapat menghubungiku melalui email halloannisakhairiyyah@gmail.com dan jangan lupa untuk follow media sosialku, yaa. Pasti aku follback kok, hihihih .