Aku mencintainya karena ia mencintai kata-kata. Aku mencintainya lebih lagi karena ia mencintai buku-buku. Aku mencintainya karena ia adalah buku bagi kata-kata yang tidak bisa aku tuliskan.Aaku mencintainya karena ia menjadi rumah bagi setiap kecemasan yang tidak perlu aku tunjukkan.Kata-kata ini telah membuat saya jatuh cinta dan langsung memutuskan membeli buku ini, beberapa tahun lalu. Hehehu. Buku Luka Dalam Bara ini berisi fragmen-fragmen yang mulanya hanya dituliskan penulis di dalam blognya saja.
Hingga datanglah seorang Mas Teguh Afandi yang mengajak penulis untuk mengabadikan tulisannya dalam sebuah buku. Dulu saya juga berpikir seperti penulis. Bahwa tulisan-tulisan yang berasal dari perasaan, kebingungan, kesedihan, jatuh cinta dan patah hati kita tidak usah menjadi konsumsi publik sehingga cukup kita yang tahu.
Itu juga sebabnya saya tidak terlalu suka membaca buku-buku yang berisi tentang patah hati atau jatuh cinta yang terlalu di kenang. Pelan-pelan dan juga melalui buku ini, saya jadi paham dan memaklumi mengapa buku-buku seperti itu muncul dan laris. Karena dengan menuliskan kembali apa yang kita rasa, akan mengurangi sesak di dada dan tidak memenuh-menuhi pikiran kita. Meskipun ketika menuliskannya kembali, kita berpikir keras dan mengingat-ingat hal-hal yang seharusnya tidak perlu lagi diingat. Tapi itulah proses. Proses penyembuhan.
Kembali ke buku ini. buku ini berasa 85 judul dengan tebal buku 100 halaman. Yang menjadi favorit saya adalah Membaca Novel Sapardi. Begini isinya.
Membaca Novel Sapardi.
Sulit untuk membaca sepotong cerita dalam buku ini tanpa teringat padamu. Sebab sosok perempuan yang menjadi satu dari dua tokoh utama di dalamnya memiliki banyak kemiripan denganmu. Sebagian kisahnya sudah aku ceritakan kepadamu pada malam sebelum ini. sebagiannya, barangkali, ingin kamu temukan sendiri dalam lembar-lembar bukunya.
Kata orang, saat kita merasa rindu pada sesuatu atau seseorang, alam bawah sadar kita mencetak imaji sesuatu atau seseorang tersebut dalam wujud yang kian hari kian jelas, dan imaji tersebut terproyeksi pada hal-hal yang kita lihat sehari-hari. Kita merasa melihat orang yang kita rindukan diantara kerumunan, di tempat-tempat yang sebenarnya tidak ada dia.
Di buku ini, aku menemukan sepotong dirimu. Entah karena penulisnya memiliki inspirasi yang menyerupai sosokmu, atau aku memang hanya sedang rindu.
Surat-Surat Untuk J
Dalam buku ini, ada 7 surat yang beralamatkan J. ini menjadi favorit, karena mengingatkan saya, Beberapa tahun lalu juga pernah rajin menulis surat beralamatkan nama seseorang. Kemudian berharap suatu hari nanti dia akan membacanya dan meminta untuk di ceritakan tentang surat-surat tersebut. Tapi sayangnya, hingga detik ini surat itu tidak sampai ke tangannya dan tidak akan pernah sampai.
Rinduu..rindu.. Heheheuu.
--------------------
Judul Buku : Luka Dalam Bara
Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : Noura