The Daily Walks
  • Home
  • Lifestyle
  • Beauty
  • Travel
  • Hotel
  • Cafe&Culinary



Dikutip dari kumparan (kumparan,2018), pada tahun 2015 berdasarkan data dari Kemenag ada 398.245 gugatan. Terdiri dari 113 ribuan gugatan talak oleh suami dan 281 ribu lebih oleh istri. Pada tahun 2017 meningkat menjadi 415.898 gugatan cerai. Merdeka.com ,2016 mengatakan bahwa satu dari sepuluh pernikahan di Indonesia berakhir dengan  perceraian. berdasarkan riset yang dilakukan oleh pembelajaranhidup.com, 65 persen responden dari total 248 responden di Indonesia merasa tidak bahagia dengan pasangannya dan relasi antara pasangan suami istri kian memburuk seiring dengan bertambahnya usia pernikahan mereka. 

Kalau dilihat dari data diatas, angka perceraian semakin meningkat setiap tahunnya. Lalu dimanakah letak cinta yang menjadi alasan menikah? apakah cinta berdurasi? atau mungkinkah salah memilih pasangan?. 

Merujuk dari buku Deny Hen, The Great Marriage, memaparkan bahwa sebaik apapun hubungan diawal pernikahan, tidak menjamin hal tersebut menjadi patokan untuk kelanggengan pernikahan. Umumnya bulan madu pernikahan dapat dinikmati sekitar satu sampai tiga tahun saja.


Setelah itu, tanpa pengetahuan yang cukup mengenai pernikahan yang sehat serta usaha untuk mempertahankannya, pasangan sering terjebak dalam loveless marriage (pernikahan tanpa cinta) atau sering disebut dengan empty love (cinta yang kosong). 

Deny Hen menuliskan bahwa setidaknya ada 3 hal yang menyebabkan cinta padam dan hubungan semakin dingin seiring bertambahnya usia pernikahan, yaitu:


1. Problem dengan cinta romantis.



Cinta romantis atau passionate love adalah rasa kecenderungan / rasa suka, perasaan tertarik yang kuat kepada seseorang. didasari oleh perasaan, dan perasaan mudah sekali berubah.  Dr. Fred Nour dalam bukunya True Love; How To Use Science To Understand Love, memaparkan bahawa cinta romantis hanya berlangsung sampai dua/tiga tahun saja. Dalam pernikahan, passionate love tidak bertahan lama dan harus segera di transformasikan menjadi cinta yang lebih realistis (true love).





pinterest



2. Kelahiran si sulung.

Prof. James C. Dobson, seorang profesor dan psikolog dari Amerika memaparkan bahwa hubungan pasangan suami istri mencapai titik balik saat anak sulung lahir. Ketika anak sudah remaja, hubungan mereka sulit untuk kembali seperti dulu.  



Kelahiran anak akan menjadi salah satu penyebab jika tidak bisa membagi waktu dan mengontrol emosi dengan baik. Istri yang sudah menjadi ibu akan disibukkan dengan urusan anak selama 24 jam, urusan rumah, urusan pekerjaannya dan besar kemungkinan berkurang waktu dan perhatian tidak sepenuhnya lagi hanya pada suaminya. 

Disaat yang sama, seorang suami yang sudah menjadi ayah akan bertambah tanggungannya. Secara moral dan materi. Ia disibukkan dengan pekerjaan yang sudah memasuki tahap penting, disibukkan dengan perhatian kepada anak, memerhatikan dirinya sendiri dan kemungkinan waktu dan perhatian akan berkurang pada istrinya.

                                               Baca juga: Menuju Halal; Provokasi atau Edukasi

Akibatnya keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Waktu bersama berkurang, emosi merenggang dan mulai mencari pelarian. Mencari pelarian melalui hobi, mengurus anak, di luar rumah dan bahkan bisa sampai menimbulkan bibit-bibit perselingkuhan. 

Menurut Deny Hen, hal-hal seperti ini harusnya dibicarakan dan dipikirkan sebelum melangkah untuk menikah. Supaya ketika menghadapinya, sudah memiliki gambaran dan ilmu. 



pinterest


3. Tekanan hidup sehari-hari.


Rumah seharusnya menjadi tempat untuk pulang dan melepas penat. Rumah harusnya menciptakan suasana aman dan nyaman untuk mengisi kembali daya yang sudah habis setelah bekerja. Pada nyatanya rumah pun bisa menjadi sumber stress. Entah karena masalah anak, pasangan, antar menantu dan mertua, ekonomi, semua berpotensi untuk membuat suasana dirumah panas, sehingga suami dan istri saling merasa tidak dicintai. 

3 hal diatas akan di perparah dengan kurangnya informasi dan pendidikan pernikahan yang sehat dan rasa enggan mencari bantuan.

pinterest


Dari ketiga hal diatas, sudah menggambarkan bagaimana dinamika yang ada dalam kehidupan pernikahan. Jangan sampai kita hanya fokus pada persiapan pesta pernikahan impian tapi begitu sepele dengan persiapan untuk menghadapi hari-hari, bulan-bulan, bahkan tahun-tahun setelah pesta itu berlalu.  Jadi, mulai mempersiapkan ilmu dan mental untuk menghadapinya. dengan membaca buku, mengikuti kelas pra-nikah, kelas manajemen emosi atau pengembangan diri, dan belajar apa saja yang mendukung untuk menjadi bekal di masa depan.


siklus hormon kalau lagi jatuh cinta





Referensi: 

Hen, Deny, (2018). The Great Marriage. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.






Di usia 23 tahun ini, banyak sekali hal-hal yang harus ku perhatikan dan semakin kompleks. Mulai dari menentukan perjalanan selanjutnya, menyambung pendidikan lagi atau memulai karir, menikmati dan mengeksplor passion dan mulai terpikir tentang pernikahan. 


Bahasan kali ini terfokus pada tentang pernikahan. Sepanjang tahun akhir 2018 sampai 2019 ini, sudah banyak sekali mendapat kabar dan undangan teman-teman yang akan menikah. Sejauh ini memang nggak ada pikiran yang gimana-gimana, nggak ada pikiran "aku kapan ya?"sambil meratap nasib, sejauh ini belum ada dan ikut berbahagia dengan kabar bahagia mereka. 

Aku sering bertanya kepada teman-teman yang sudah menikah, "kenapa kamu yakin sama dia?". Pertanyaan itu selalu menjadi pertanyaan pertama yang aku tanyakan dan tentunya setelah memberi selamat dan mendoakan kebaikan untuk teman-teman tersebut. Jawabannya beragam. Ada yang yakin karena memang sudah lama berpacaran, dan banyak hal lain yang mempengaruhi keyakinan mereka untuk memutuskan seseorang yang semulanya asing dan menjadikannya pasangan. 

Selain kabar bahagia, ada juga kabar-kabar yang kurang menyenangkan yang ku dapatkan. Misalnya seseorang yang memutuskan tidak mau menikah karena trauma dengan pernikahan orang tuanya, ada juga yang mengabarkan kalau ia ingin bercerai, dan ada juga yang terang-terangan memberitahu dia telah bercerai berikut dengan alasannya. Tentu hal-hal seperti ini pasti menimbulkan pertanyaan besar di kepalaku. 

Tentang mengapa bisa memutuskan bercerai, padahal dulu saling mencintai. Apa cinta ada durasi nya?, kalau cinta berdurasi, apa kabarnya kakek-nenek kita yang sudah menikah puluhan tahun dan tetap bersama hingga tua?. Bagaimana agar tidak salah pilih pasangan?, pokoknya banyak pertanyaan yang bermunculan. 

Belum lagi melihat fenomena nikah muda, apa mereka benar-benar sudah teredukasi atau hanya terkena provokasi?. Nah kalau yang ini orang lain nggak bisa nge-judge, hanya bisa dirasakan oleh yang menjalaninya langsung. 

Ngomong-ngomong provokasi atau edukasi, dulu awal gerakan nikah muda ini booming, banyak sekali gerakan-gerakan yang muncul untuk mendukung nikah muda. Kalau dibilang salah sih, enggak. Tapi ada beberapa dan nampaknya banyak yang hanya provokasi tanpa adanya edukasi. Misalnya memposting foto mesra pasangan muda tanpa menghadirkan caption atau keterangan yang memberitahu persiapan nya.

 Hasilnya adalah, timbullah slogan hijrah, nikah, berkah atau sebagainya. Jadi orang "hijrah" motivasi selanjutnya bukan lagi dakwah, tapi nikah. Dengan memposting foto dengan hijab syar'i dan caption "akhi, take me to Jannah. Untungnya sekarang sudah banyak juga gerakan untuk mengedukasi tentang menikah. Contohnya kalau di Jogja, ada Teh Bunga Erlita yang kalau ikut kelasnya, dijamin gak bakalan baper. Gak bakalan. Karena disana yang dipaparkan ke kita bukan hanya angan-angan bahagia saja, tapi juga realita. Jadi lebih memikirkan persiapan daripada sibuk membangun angan.

                            Baca juga : Apa yang Salah Dengan Cinta? Nasib Cinta Pascamenikah

Nikah muda sudah ada sejak dari zaman dulu, bedanya dulu ada persiapan nya. Kakek-nenek kita sudah dididik dan di persiapkan orang tuanya untuk menikah. Persiapan nya sesederhana mulai tanggung jawab dengan pekerjaan rumah, memasak, dan menjaga adik bagi perempuan, dan ikut bekerja keras, bagi yang laki-laki. Mengutip dari ceramahnya ibu Elly Risman, generasi mereka dulu lupa mempersiapkan anaknya untuk menjadi suami, istri, dan orang tua, dan lebih fokus pada menjadi ini dan menjadi itu. Tentu ya tidak semua, dan buktinya masih ada yang sukses kedua-duanya. 

Kembali ke pertanyaan awal, tentang mengapa bisa memutuskan bercerai, padahal dulu saling mencintai. Apa cinta ada durasinya?, kalau cinta berdurasi, apa kabarnya kakek nenek kita yang sudah menikah puluhan tahun dan tetap bersama hingga tua?. Bagaimana agar tidak salah pilih pasangan?. 

Akhirnya setelah membaca beberapa buku dan ikut seminar Pra-nikah, akhirnya ku temukan jawabannya dan akan ku bagikan melalui tulisan di blog ini. Supaya ilmu tidak disimpan sendiri dan manfaat.  

So, stay tune yess. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semuwaaa.... 


pinterest






Sinopsis
****

Kehidupan modern itu sangat melelahkan. mari mencoba revolusi calm. kereta datang terlambat, notifikasi email tanpa henti, daftar pekerjaan yang tidak berujung, tidak ada yang  lebih penting daripada berhenti, mengisi ulang daya, dan menemukan kembali momen tenang.
Termasuk saja semua orang dapat mencapai ketenangan termasuk anda. dan didalam buku ini anda akan belajar bagaimana mengambil waktu untuk merasakan ketenangan, jarak, dan semua hal yang penting untuk dirimu sendiri. Dengan kombinasi kreativitas yang menggugah, aktivitas, intruksi, dan inspirasi, calm akan membuka mata kita untuk menemukan kesenangan dan kekayaan dalam hidup sehari-hari.

Buku ini sudah lama nangkring di rak buku. Tertutup dengan buku-buku baru dan list-list bacaan yang menumpuk juga untuk segera dituntaskan. Akhir- akhir, ini aku memang sedikit mengalami kebosanan, ketidaksiapan akan banyak hal dan sepertinya membutuhkan jeda untuk memperbaiki dan memperbaharui pola pikir dan gaya hidup. Teringatlah kalau pernah beli buku Calm, lalu membacanya. Setelah menghabiskan lima halaman barulah terasa kenapa tidak membukanya dari pertama kali dia di beli.

Buku Calm ditulis oleh Michael Acton Smith. Terinspirasi dari kebosanan dan kepenatan penulis dengan rutinitas yang dijalaninya. Kemudian ia mengambil jeda untuk bepergian ke berbagai tempat, negara dan bermeditasi, lalu kembali lagi ke negaranya dan mengagas sebuah gerakan Calm yang bertujuan untuk membantu orang-orang dalam menemukan ketenagan dalam gejolak tuntutan dan permasalahan kehidupan.

Buku ini berisi panduan dan tips-tips untuk mempraktikkan meditasi dan mindfulness untuk mecapai ketenangan dan meningkatkan kualitas hidup. Buku ini terdiri dari 7 bagian, yaitu:

1. Alam

Menghabiskan waktu di alam adalah jalan pintas menuju ketenangan. Begitu salah satu kutipan yang ada didalam buku ini. Menghabiskan waktu untuk berjalan- jalan diantara pepohonan, merasakan bertelanjang kaki di tanah dan rumput, menikmati setiap deburan air terjun, membiarkan kaki di basahi ombak pantai, dan kegiatan yang bersinggungan dengan alam lainnya bisa menjadi jalan untuk menemukan ketenangan. Setelah hari- hari kerja yang penat, cara menenangkan diri seperti ini memang tepat. refreshing kata orang, hehe..





2. Tidur

Bab ini menjelaskan bagaimana cara tidur yang efektif secara kualitas dan kuantitas. Ada juga panduan- panduan untuk tidur yang akan  benar- benar membuat segar kembali. Jadi, tidur tidak hanya sebagai pelepas kantuk, tapi menyadari betul manfaatnya pada tubuh dan mental.




                Baca juga: Belajar Meditasi Mindfulness; Belajar Hidup yang "Here and Now."

3. Perjalanan

Sebelum notifikasi dan peranti elektronik  menjadi musik latar kehidupan seperti saat ini, perjalanan telah memberi ruang tersendiri untuk manusia. Seperti para pelancong berkesempatan untuk melamun, memperhatikan orang, membaca novel, dan menyapa orang lain. Sekarang mudah sekali memecah itu semua. hanya dengan keinginan update dan suara notifikasi, perjalanan menjadi minim makna.


4. Hubungan

Setiap orang selalu mendambakan seseorang yang dijadikan tempat pulang. Melepas penat, menyampaikan perasaaan. Tetapi dengan kisruhnya suasana hati, terkadang membuat kesulitan untuk menyampaikan perasaan dengan baik. Ada solusinya?. Ada. Meditasi. Kalah satu manfaat dari meditasi adalah mampu terampil menyampaikan isi pikiran dan perasaan. Karena otak dalam kondisi tenang.






5. Pekerjaan

Dalam bab ini, ada panduan meditasi body scan yang berguna untuk membantu menghadapi hari-hari. Disamping hal materi, ada hal- hal non materi yang harus tetap terjaga. Seperti fokus, kesederhanaan, relativitas dan istirahat.



6. Anak-anak

Dari dulu yang paling aku kagumi dari anak-anak selain pantang menyerah, adalah kemampuan imajinasi mereka. Anak-anak mampu mengimajinasikan kursi kosong menjadi sebuah gerbong, atau truk. Anak- anak juga menikmati dan menyadari betul permainannya, menghidupi betul momen-momen yang mereka alami sepenuhnya. Sewaktu kecil dulu, kita  (khususnya saya,hehe)  juga begitu. Tetapi semakin dewasa, rasanya mudah sekali lupa dengan hal-hal sederhana yang bermakna.




7. Makanan

Bab ini menjelaskan bagaimana makanan mempengaruhi kondisi psikis kita. Mulai dari pemilihan bahan, cara memakan, tempat makan, tataan meja makan, dan ritual nge-teh yang mungkin sudah sering dilakukan banyak orang.




Oyaa.. buku ini juga penuh warna-warna yang memanjakan mata ,ada juga tips-tips, dan kolom untuk jurnal harian. jadi kita benar-benar menikmati kejadian- kejadian hari ini.


Kolom ini bisa jadi jurnal harian. Sangat membantu sekali untuk lebih peduli pada setiap momen yang terjadi sehari-hari.




Sekaian dulu, selamat membaca.










Rando Kim adalah seorang profesor di Seoul National University, Korea. Ia aktif  mengajar dan menulis buku-buku pengembangan diri, salah satu buku nya yang menjadi best seller di Korea adalah Amor Fati; Cintai Takdirmu.

Buku ini ditujukan untuk siapapun sedang goyah dan berdiri diambang pintu kedewasaan. Perbincangan tentang menuju dewasa memang tidak ada habisnya, karena untuk menjadi dewasa memang tidak mudah.


Dewasa dapat diukur dari dua hal yaitu usia dan pemikiran. Seseorang yang menginjak usia dewasa belum tentu memiliki pemikiran yang dewasa, dan sebaliknya seseorang yang sudah memiliki pemikiran dewasa belum tentu sudah dewasa secara usia.


Dewasa secara usia adalah hal yang pasti di alami dalam perkembangan manusia. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada saat usia menginjak 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Usia dewasa dibagi menjadi 3 fase, yaitu dewasa awal, madya, dan akhir. Sebagai mana dewasa secara usia adalah fase yang pasti dalam perkembangan manusia,dewasa secara pikiran bukanlah jaminan yang didapatkan ketika seseorang menginjak usia dewasa.


Dewasa secara pemikiran adalah tentang kematangan berpikir, kematangan dalam mengambil keputusan, dan kematangan dalam menyikapi permasalahan. Namun diharapkan, seseorang yang sudah menginjak usia dewasa seharusnya juga ia sudah memiliki kematangan berpikir.



                                             Baca juga: Surga Kecil di Perairan Sibolga 

Untuk kamu yang sedang goyah dan sedang berproses menuju dewasa, 5 pesan Rando Kim ini bisa menjadi renungan sekaligus penguatan.

















Hmmmmm.... tarik nafas panjang, lalu renungkan kutipan diatas. Semoga kutipan- kutipan tersebut mampu meyakinkan diri kita ya guyss.. Terkadang kita memerlukan penguatan untuk bisa mengerti kalau kita baik- baik saja.




Percaya nggak percaya, semenjak ada media sosial, kita terbiasa memperhatikan kehidupan orang lain. Biasanya, karena sering melihat, kita  akan mulai membandingkan proses pencapaian dan hidup dengan orang lain. Entah teman, saudara, tetangga, mantan, gebetannya mantan, atau bahkan dengan seseorang yang sama sekali nggak pernah bertemu langsung di dunia nyata. Kehadiran media sosial yang sebenarnya seperti dua belah mata pisau ini pun berperan banyak terhadap hidup. Kita jadi sering scroll- scroll lalu berhenti di satu akun yang feednya cakep dengan fotonya lagi liburan disini dan disana. Lanjut scroll lagi, dan berhenti di akun yang feednya penuh dengan prestasi.

Kalau terinspirasi lalu mengikuti jejak dan belajar dari langkah-langkah sang idola, ya nggak masalah. Bagus. Kita jadi tahu, untuk menjadi seorang dia, jalannya bagaimana, yang dilakukannya apa saja. Nah, kalau udah mulai terngiang "Dia umur segini udah begini". "Ya ampunn, umur 19 tahun udah nikah, aku ma apa", dan pikiran yang sejenisnya, harus hati- hati. Jangan dinikmati dan di pelihara.

Karena lama- lama, pikiran yang begini kalau tidak disikapi dengan baik akan jadi boomerang ke diri sendiri. Cepat atau lambat, sadar atau tidak. Kita mulai membanding- bandingkan, mulai merasa nggak berguna, dan lain-lain.

                                   Baca juga: How To Cure Yourself With A Love Letter

Dear, hidup bukan perlombaan, meskipun dalam hidup banyak sekali kompetisi. Setiap kita punya waktunya masing- masing, untuk menikmati sesuatu yang kita inginkan pun, kita harus dididik dan dilatih agar pantas untuk mendapatkan posisi tersebut. Terpenting adalah kita tahu tujuan kita apa, nikmati segala prosesnya.

Jangan lupa bersyukur, siapa tahu disaat kita sibuk memperhatikan dan iri dengan kehidupan orang lain, ada juga seseorang yang memperhatikan dan diam-diam ingin berada di posisi kita. Who knows?

Kalau udah terlanjur gimanaaaaa??????

Kalau udah terlanjur, ya apa boleh di kata. mungkin hal- hal dibawah ini bermanfaat kalau di coba.

1. Hiatus dari media sosial.

Ini akan membuat kita kembali terkoneksi ke dunia nyata. Bertemu dengan orang di dunia nyata sangat berbeda dengan di dunia maya. di dunia nyata, kita lihat realnya, kalau di dunia maya, terlalu banyak menerka- nerka, menunjukkan sebagian sisi dan pura-pura.

pinterest


2. Buat akun baru yang tidak memfollow teman- teman, saudara, atau siapapun yang membuatmu membandingkan dirimu.

Kalau belum mampu sepenuhnya istirahat dari media sosial, coba buat akun yang hanya memfollow orang-orang yang memberikan energi positif padamu. Misalnya, ikuti akun- akun yang menunjang hobbimu, akun yang berisi informasi yang kamu butuhkan. Butuhkan lohh ya, bukan yang ingin kamu tahu.

pinterest


3. Me- time. Pergi sendirian ke tempat favorit atau coffee shop andalan untuk merenungkan kembali apa sih tujuan hidup mu, life design mu seperti apa sih?.

pinterest

4. Memang gak ada cara lain dalam mengahadapi, menjalani dan melakukan peran dalam hidup ini selain menghadapi, menghayati, dan menikmati.

pinterest

Sekian, terima kasih sudah mampir dan membaca. See You!!!!!!




Postingan Lebih Baru Beranda
Seedbacklink

ASUS AI

ASUS AI

Komunitas

Komunitas

ABOUT ME


 

Hallo! Aku Annisa, seorang ibu dari satu bayi ceria, juga seorang Lifestyle Blogger. Aku suka menulis perjalanan yang kulalui, tempat yang kukunjungi, ulasan produk, dan seputar parenting.Blog ini terbuka lebar untuk kerjasama. Baca juga tulisanku di blog https://hallobiuty.blogspot.com/ dan https://hallobia.blogspot.com/ Kamu dapat menghubungiku melalui email halloannisakhairiyyah@gmail.com dan jangan lupa untuk follow media sosialku, yaa. Pasti aku follback kok, hihihih .

Kerja Sama - Media Kit

Media Kit

Categories

  • Beauty 21
  • Blog 21
  • Book 19
  • BPN Ramadan 2022 12
  • BPN Ramadhan 2024 3
  • Cafe & Culinary 15
  • Competition 16
  • Content Placement 2
  • Dekorasi Rumah 1
  • finance 12
  • Guest Post 1
  • Hotel 8
  • Jogja Diary 5
  • Lifestyle 33
  • Motherhood 12
  • Parenting 5
  • Personal 21
  • Review Film 1
  • Self Development 9
  • Sponsored Post 18
  • Teknologi 1
  • Travel 23
  • Women Empowerment 1
Diberdayakan oleh Blogger.

Komunitas

Komunitas

Intellifluence

Komunitas

 


Komunitas


 

Komunitas

BloggerHub Indonesia

Arsip Blog

  • ►  2025 (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2024 (101)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (10)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (25)
    • ►  Mei (7)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2023 (47)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (43)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2021 (25)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2019 (11)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ▼  September (5)
      • Apa yang Salah Dengan Cinta?. Nasib Cinta Pascamen...
      • Menuju Halal; Provokasi atau Edukasi.
      • (Review Buku ) Calm; Rileks, Fokus dan Ubahlah Dun...
      • Pesan Rando Kim Untuk yang Sedang Menuju Kedewasaan
      • Hidup Bukan Perlombaan; Akibat Lirik-Lirik Media S...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

POPULAR POSTS

  • Review Interlac Drop, Solusi Ampuh untuk Bayi Kolik
  • REVIEW barenbliss Like A Pro! Shockproof Durabrow Pomade dan barenbliss Roll To Volume Mascara
  • [REVIEW] Hilangkan Jerawat dan Cerahkan Wajah dengan Rangkaian Serum Scarlett Whitening
  • Menyantap Aneka Olahan Seafood di Kepiting Bang Ja'i Yogyakarta
  • Review Film Agak Laen, Komedi Horor yang Raih 4 Juta Penonton
  • Pengalaman Membawa Bayi 10 Bulan Naik Pesawat
  • Rumah Rasa Kaliurang: Lokasi, Daftar Menu dan Jam Buka
  • Tentrem Bumi Coffee & Eatery, Salah Satu Kedai Kopi Bernuansa Tropikal di Jogja
  • Hempaskan Jerawat Punggung dengan Earth Love Life Body Wash & Body Lotion East Balinese Bamboo dan Oriental Mint
  • Review Some By Mi AHA-BHA-PHA 30 Days Miracle Toner

Copyright@ 2023 Annisakhairiyyah.com | Powered by Blogger

Copyright © 2023. annisakhairiyyah.com | Powered by Blogger