The Daily Walks
  • Home
  • Lifestyle
  • Beauty
  • Travel
  • Hotel
  • Cafe&Culinary


Dunia sedang dihebohkan dengan Virus Corona. Virus Corona sendiri telah ditetapkan sebagai pandemi oleh Wordl Heatlh Organization. Virus Corona pertama muncul di Wuhan, China dan menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Sejak munculnya Covid 19 di Indonesia, pemerintah menerpkan beberapa kebijakan guna menekan penyebaran virus. Mulai dari himbauan untuk social distancing, work from home dan belajar daring bagi anak-anak sekolah.

Semua lapisan masyarakat mengalami dampak dari adanya Virus Corona tersebut. Mulai dari penurunan ekonomi, ketakutan dimana-mana, konsumsi media yang kurang bijak hingga para perantau.

Para perantau memiliki dilema tersendiri akibat adanya virus ini. Ingin menetap di perantauan, tetapi keuangan tidak memungkinkan dan kian menipis, belum lagi jika daerah rantau merupakan daerah zona merah. Ingin pulang ke kampung halaman pun merasa takut karena bisa saja terpapar virus ketika diperjalanan. Pilihan sepenuhnya ada ditangan  masing-masing, namun jika mudik adalah pilihan terbaik, yuk ikutin tip dibawah ini:

1. Pastikan kesehatan diri sebelum pulang ke kampung halaman. 

Sebelum pulang ke kampung halaman, pastikan dalam keadaan sehat. Menjaga pola hidup bersih, rajin mencuci tangan dan sudah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Hal ini penting karena mengingat cepatnya penyebaran virus dan tidak semua penderita mengalami gejala.

2. Menggunakan masker.

Penyebaran virus Corona bisa melalui tetesan kecil dari hidung dan mulut ketika seseorang yang terinveksi batuk atau bersin. Untuk itu perlu untuk menjaga diri dan hindari menyentuh mata, hidung, mulut dan area muka.

3. Rajin mencuci tangan.

Rajin mencuci tangan setelah memegang benda. Jika merasa ribet, bisa dengan membawa hand sanitizer.

4. Jaga jarak. 

Menjaga jarak sudah pasti harus dilakukan. Hindari kerumunan dan tetap waspada dengan orang sekitar.

5. Isolasi mandiri.

Setelah sampainya di kampung halaman, jangan lupa untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Menjaga kebersihan diri, pola hidup sehat, memakan makanan yang meningkatkan imunitas tubuh, serta berjemur di bawah sinar matahari pagi.



Semoga bermanfaat, jaga diri, dan tetap #Dirumahaja







Halo, selamat datang di blog pribadi saya. Salam kenal, saya Annisa Khairiyyah Rahmi Nasution. seorang perempuan kelahiran Rantau Prapat, Sumatera Utara. Saya menghabiskan masa remaja di Kota Medan dan pindah ke Yogyakarta untuk berkuliah.

Menulis adalah salah satu kegiatan yang saya sukai karena dengan menulis saya bisa menyampaikan pendapat dan pemikiran saya dengan panjang dan lebar, yang kalau disampaikan dengan bicara bisa lelah dan haus, heheu. Tapi jangan khawatir, saya juga suka sekali jika diajak berdiskusi. Kalian bisa mendiskusikan apa saja dengan saya, kalau saya tahu saya akan semangat sekali menjawabnya, kalau hal tersebut belum saya ketahui saya akan belajar atau baca buku dulu untuk bisa menyampaikannya.

Kalian bisa menemui saya di kedai kopi di daerah kota Jogja. Ya, saya senang sekali menghabiskan waktu di kedai kopi. Bukan hanya duduk dan termenung yang saya lakukan, biasanya saya membawa semua tugas, bacaan dan kerjaan saya ke kedai kopi untuk diselesaikan. Jadi jangan heran kalau kalian bertemu dengan saya, kalian akan melihat saya fokus dengan laptop atau dengan buku, sapa saja, tidak apa-apa kok. Saya akan jawab dan melempar senyum pada kalian.

Selain mengerjakan tugas dan membaca buku, saya juga suka berkenalan dengan beberapa teman di kedai kopi. Berkenalan dengan barista dan belajar dari mereka tentang pembuatan secangkir kopi. Tapi sejauh ini saya masih perlu belajar banyak untuk menyajikan secangkir kopi yang enak.

Di blog ini saya akan bercerita tentang apa saja, tentang buku yang saya baca, tempat yang saya kunjungi dan pelajaran yang saya dapat. saya ingin membagikan hal-hal yang positif yang saya dapatkan kepada pada pembaca tulisan saya.

Selamat menikmati tulisan saya dan jangan lupa tinggalkan komentar, agar kita bisa tetap menjalin komunikasi.

Kali ini berkunjung ke Watu Purbo. Watu Purbo adalah bendungan yang memiliki struktur bertingkat-tingkat dengan air yang mengalir diatasnya. Kalau dihitung, ada 6 tingkat. Berhubung berkunjung ke tempat ini di sore hari, airnya sudah sedikit coklat. Jadi, kalau mau sekalian mandi-mandi, lebih baik datangnya pagi hari saja. 

Watu Purbo ini terletak di desa Bangunrejo, Merdikorejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Konon, bangunan dasar bendungan ini sudah ada sejak tahun 1975 dan baru dijadikan tempat wisata semenjak tahun 2017. 

Kemarin, ketika berkunjung kesini, sempat berbincang-bincang dengan Seorang bapak yang saya lupa namanya siapa, hehe. Bapak ini adalah orang yang menginisiasikan tempat ini menjadi tempat wisata. Bermula ketika beliau berjalan ke bawah grojokan, dan melihat dari bawah grojokan yang bertingkat-tingkat, beliau pun berandai-andai bagaimana jika tempat ini dijadikan lokasi wisata. 

                             Baca juga : Jembatan Plunyon Kali Kuning, Kaliurang.

Biasanya tempat ini ramai dikunjungi dengan para pesepeda, dan ramai juga dengan pengunjung dari luar kota. Hanya saja, fasilitasnya masih terbatas dan sedang dalam pembangunan musholla dan kamar mandi. 

Selama berbincang-bincang dengan bapak tersebut, saya banyak belajar dari beliau. pasalnya sebagai orang yang memiliki ide untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata, beliau hanya bertugas sebagai bagian kebersihan saja. sedangkan pengelola nya adalah orang-orang lain. Ya mungkin sudah menjadi hal biasa kalau pengelola kawasan wisata adalah para petinggi desa. Yang saya pelajari dari beliau adalah keikhlasan. Keikhlasan beliau mendapat sedikit bagian dari idenya. ketika beliau ditanya apakah beliau tidak masalah dengan hal itu, beliau menjawab "dengan banyaknya dan senangnya para pengunjung ke sini, itu sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi saya. Puas banget."

Saya cuma ngangguk-ngangguk dan salut dengan beliau. Kalau sudah bicara puas, ya tentu tidak selalu bergantung pada materi. 

Kalau kalian, ada yang sudah berkunjung ke tempat ini belum? Sempat menjadi viral, juga loh, Watu Purba ini. 





Sinopsis

Sebagian besar laki-laki akan terpengaruh oleh tubuh perempuan, bukan karena dirinya telanjang, tetapi justru jika yang ada pada diri perempuan itu sesuai dengan apa yang ada di pikiran laki-laki, seluruh tubuh perempuan itu dililiti dengan kain yang tebal pun akan mampu membuat para laki-laki terhenyak kagum dan seperti mendadak kaku bila dihadapannya. Jadi sebenarnya karena hal apa, laki-laki bisa jatuh dalam dosa? Kamu menguraikan jawaban itu dengan rumusan kimia yang baru saja pelajari dari dosenmu. Kuliah di teknik nuklir bagimu sangat membantu mencari tahu bagaimana caranya menuntaskan dendam tanpa susah payah.

-------------------------

Buku Yuditeha ini baru saja rilis di awal tahun 2020. Aku membelinya di bazar buku perang cinta. tertarik karena kaver nya yang unik, dan tentu saja karena sinopsisnya. mulai membaca bab pertama dan aku suka dengan imajinasi Yuditeha, cerita nya lepas dan tidak terduga.

Buku ini berisi sekumpulan cerita yang terdiri dari 20 cerita. Dari 20 cerita tersebut, ada 5 cerita yang sangat aku suka. Tentu karena alurnya yang apik, unik, tidak terduga, dan memiliki kemiripan dengan ceritaku, hahahah. Yaps, bukankah kita suka, kalau menemukan cerita yang sesuai dengan kejadian yang sedang atau pernah kita alami.

Buku ini bercerita tentang banyak hal, seperti kenangan, balas dendam, prasangka, dan lain-lain. Ada 5 cerita yang ku suka. Membacanya disusul senyuman dan juga terkadang kerutan di dahi. Berwarna.










Jogja memang nggak pernah ada habisnya kalau bicara tempat wisata baru. Meskipun 
Jembatan Plunyon ini bukan destinasi wisata baru, tapi tempat wisata ini baru di renovasi. Tahun 2016, waktu pertama kali ke sini, Jembatan Plunyon masih jembatan rusak, di bawahnya mengalir air deras dan bersih, masih ada batu-batu besarnya. Nah, ketika berkunjung ke Jembatan Plunyon pada Januari 2020 ini, tempat wisata ini banyak sekali perubahannya.

Meskipun tidak ada lagi air sungai yang mengalir di bawah jembatan, tetapi ada spot-spot foto yang baru dan instagramable, wkwkwk. lokasi Jembatan Plunyon Kali Kuning ini terletak di Kedungsriti, Umbulharjo, Cangkringan. Pertama kali berkunjung ke Jembatan ini, sebenarnya nggak sengaja. Niat hati mau ke Kaliadem, eh malah nyasar ke Kali Kuning, heheheu. Tapi di kunjungan yang kedua kali ini memang sengaja ingin melihat perkembangan tempat wisata ini yang katanya sudah bagus. Dan benar sekali, sudah bagus, indah, mantap pokoknya.

                                       Baca juga : Watu Purbo Jogja, Air Terjun 6 Tingkat.

Akses jalan ke Jembatan Plunyon ini juga terbilang bagus. Selama perjalanan, kita disuguhi pemandangan Merapi, Kali Kuning, dan mobil Jeep yang sedang persiapan tour ke Merapi. Kalau udara, jangan ditanya lagi, sudah pasti sejuk dan sepoy-sepoy.

Sesampainya di Jembatan Plunyon, kita akan menemukan spot pertama yaitu pohon dikelilingi jembatan jaring-jaring. Dengan view hamparan pohon dan dedaunan hijau. Ini adalah spot terdekat dari area parkir.


Setelah bosan jalan-jalan di sekitar jembatan, dengan nekat dan ikut-ikutan segerombolan anak muda lainnya, aku dan temanku menaiki tangga menuju puncak, ya semacam dataran tinggi nya lah. Disana terlihat jelas kemegahan gunung Merapi dan rona jingga senja (halahhh). Perjalanan menuju puncak ini sedikit jauh dan melelahkan juga, karena banyaknya anak tangga dan tingginya puncak ini. dari atas, tentu seluruh kawasan Jembatan Plunyon dan dam di ujungnya ini terlihat jelas. 


Di kawasan ini tidak ada warung, jadi bawa minum dan makanan dari luar, ya. Perjalanan dari kota menuju Jembatan Plunyon ini sekitar 26 kilometer dari pusat kota Jogja. Uang masuknya sebesar  Rp 6.000. Satu lagi, tempat ini begitu tenang untuk refreshing. Suara gemercik air, angin sepoy-sepoy, dan hangatnya kopi, cocok untuk mengakhiri libur akhir pekan. 




 


.....Alina tercinta,
Bersama surat ini ku kirimkan padamu sepotong senja dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap? Seperti setiap senja di pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di kejauhan..... 

Akhirnya bisa menuntaskan buku karya Seno Gumira Ajidarma ini. membaca cerita demi cerita yang membuat tersipu, terharu hingga bergidik seram. Buku Sepotong Senja Untuk Pacarku ini berisi 16 judul cerita yang dibagi dalam 3 bab. Diawali dengan cerita tentang Sukab yang mengirimkan sepotong senja untuk pacarnya, Alina. Senja yang diambil dengan perjuangan, hingga dibungkus dan dimasukkan kedalam amplop, lalu dikirimkan atas nama Alina, beralamatkan di ujung dunia. Sepotong senja itu sampai pada Alina setelah 10 tahun kemudian. Kenapa bisa begitu? Sila dibaca bukunya, heheheu.

Dari 16 cerita, ada 4 cerita yang menjadi favorit ku. Tentu saja yang pertama adalah Sepotong Senja Untuk Pacarku. Lalu Jawaban Alina, Hujan, Senja, dan Cinta, Mercusuar, dan Perahu Nelayan Melintas Cakrawala. Setiap judul di buku ini diawali dengan kutipan berbahasa zaman dulu yang menarik dan memberi informasi tentang gambaran cerita pada judul tersebut.

Aku sangat suka bagaimana Seno Gumira Ajidarma bercerita dalam buku ini, manis dan tidak terduga. Ia begitu paham dengan senja. Meskipun  sering menikmati senja, rasanya aku tidak pernah menikmati senja sedalam, sedetail, dan sepenuh sadar ketika menikmati senja dalam cerita Seno Gumira Ajidarma ini. Sampai-sampai ia mendapatkan email dari seorang pembaca buku ini yang rabun senja sejak usia 10 tahun. Dia hanya bisa menikmati senja dari cerita-cerita Seno Gumira Ajidarma dari buku ini.


Selain cerita dan cara penyampaiannya yang ku suka, aku juga suka bagaimana buku ini dikemas. Cukup menggambarkan judul dan cerita di dalamnya. Menjadikan isi buku ini istimewa. Dikemas dengan memasukkan buku kedalam kotak berbentuk kartu pos, seperti benar-benar mendapatkan paket senja dari pacar, heheu.

Buku ini juga dilengkapi dengan sepucuk surat di dalamnya. Konon, surat yang dikirimkan Sukab untuk Alina, pacarnya, sering juga menjadi surat yang dikirimkan seseorang untuk kekasihnya. Jadi, buku ini dilengkapi surat dengan alamat nama yang kosong. Bagus juga buku ini jadi hadiah, hahaha.

Ada yang sudah baca buku ini, belum?
Atau hanya aku saja yang terlambat membacanya, heheheu.

Satu lagi, aku suka prolog buku ini. prolognya adalah syair dan lagu karya Vivekananda Leimena, Seruling di Lembah Sunyi.

---------------
Judul Buku :Sepotong Senja Untuk Pacarku
Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama


Aku mencintainya karena ia mencintai kata-kata. Aku mencintainya lebih lagi karena ia mencintai buku-buku. Aku mencintainya karena ia adalah buku bagi kata-kata yang tidak bisa aku tuliskan.Aaku mencintainya karena ia menjadi rumah bagi setiap kecemasan yang tidak perlu aku tunjukkan.
Kata-kata ini telah membuat saya jatuh cinta dan langsung memutuskan membeli buku ini, beberapa tahun lalu. Hehehu.  Buku Luka Dalam Bara ini berisi fragmen-fragmen yang mulanya hanya dituliskan penulis di dalam blognya saja.

Hingga datanglah seorang Mas Teguh Afandi yang mengajak penulis untuk mengabadikan tulisannya dalam sebuah buku. Dulu saya juga berpikir seperti penulis. Bahwa tulisan-tulisan yang berasal dari perasaan, kebingungan, kesedihan, jatuh cinta dan patah hati kita tidak usah menjadi konsumsi publik sehingga cukup kita yang tahu.



Itu juga sebabnya saya tidak terlalu suka membaca buku-buku yang berisi tentang patah hati atau jatuh cinta yang terlalu di kenang. Pelan-pelan dan juga melalui buku ini, saya jadi paham dan memaklumi mengapa buku-buku seperti itu muncul dan laris. Karena dengan menuliskan kembali apa yang kita rasa, akan mengurangi sesak di dada dan tidak memenuh-menuhi pikiran kita. Meskipun ketika menuliskannya kembali, kita berpikir keras dan mengingat-ingat hal-hal yang seharusnya tidak perlu lagi diingat. Tapi itulah proses. Proses penyembuhan.

Kembali ke buku ini. buku ini berasa 85 judul dengan tebal buku 100 halaman. Yang menjadi favorit saya adalah Membaca Novel Sapardi. Begini isinya.


Baca juga: Kesatria Cahaya; Sesuatu yang Ada Pada Manusia


Membaca Novel Sapardi.


Sulit untuk membaca sepotong cerita dalam buku ini tanpa teringat padamu. Sebab sosok perempuan yang menjadi satu dari dua tokoh utama di dalamnya memiliki banyak kemiripan denganmu.  Sebagian kisahnya sudah aku ceritakan kepadamu pada malam sebelum ini. sebagiannya, barangkali, ingin kamu temukan sendiri dalam lembar-lembar bukunya.

Kata orang, saat kita merasa rindu pada sesuatu atau seseorang, alam bawah sadar kita mencetak imaji sesuatu atau seseorang tersebut dalam wujud yang kian hari kian jelas, dan imaji tersebut terproyeksi pada hal-hal yang kita lihat sehari-hari. Kita merasa melihat orang yang kita rindukan diantara kerumunan, di tempat-tempat yang sebenarnya tidak ada dia.

Di buku ini, aku menemukan sepotong dirimu. Entah karena penulisnya memiliki inspirasi yang menyerupai sosokmu, atau aku memang hanya sedang rindu.

Surat-Surat Untuk J

Dalam buku ini, ada 7 surat yang beralamatkan J. ini menjadi favorit, karena mengingatkan saya, Beberapa tahun lalu juga pernah rajin menulis surat beralamatkan nama seseorang. Kemudian berharap suatu hari nanti dia akan membacanya dan meminta untuk di ceritakan tentang surat-surat tersebut. Tapi sayangnya, hingga detik ini surat itu tidak sampai ke tangannya dan tidak akan pernah sampai. 

Rinduu..rindu.. Heheheuu. 



--------------------

Judul Buku : Luka Dalam Bara
Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : Noura





Seperti yang sudah saya paparkan di dalam review buku Kitab Suci Kesatria Cahaya, bahwa menurut penulis buku ini,  Paulo Coelho, setiap kita, setiap manusia memiliki sosok sang Kesatria Cahaya dalam dirinya.

Lalu, seperti apa sih sosok Kesatria Cahaya yang sebenarnya ada di dalam diri kita dan kita belum menyadarinya?

Nah, di tulisan kali ini, saya akan menuliskan beberapa isi dari Kitab Suci ini yang menarik untuk kita baca dan renungkan.

Seorang kesatria memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajari dirinya sendiri. 

"Aneh," kata sang kesatria cahaya dalam dirinya sendiri. "Aku telah bertemu dengan begitu banyak orang yang pada kesempatan pertama, mencoba memperlihatkan kualitas mereka yang paling buruk. Mereka menyembunyikan kekuatan dalam diri mereka di balik sikap kasar dan pemarah; mereka menyembunyikan rasa takut akan kesepian dibalik kesan percaya diri. Mereka tak percaya akan kemampuan mereka sendiri, namun tanpa henti menggembar-gemborkan kehebatan mereka."

Sang kesatria cahaya menangkap kesan-kesan ini dalam diri banyak laki-laki dan perempuan yang dia  jumpai. Dia tidak pernah tertipu oleh penampilan-penampilan luar, dan dia tetap berdiam diri ketika orang-orang berusaha membuatnya terkesan. Dan dia menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya, sebab orang-orang lain telah menjadi cermin yang sangat baik baginya.

Seorang kesatria memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajari dirinya sendiri. 

Sebelum memulai pertempuran penting, kesatria cahaya bertanya pada dirinya sendiri, "Seberapa jauh aku telah mengasah dan mengembangkan kemampuan-kemampuan ku?"

Sebelum memulai pertempuran penting, kesatria cahaya bertanya pada dirinya sendiri, "Seberapa jauh aku telah mengasah dan mengembangkan kemampuan-kemampuan ku?"

Dia tahu bahwa dia belajar sesuatu dari setiap pertempuran, namun banyak dari pelajaran tersebut menimbulkan penderitaan yang tidak perlu. Lebih dari sekali dia telah membuang-buang waktu dengan bertempur demi sebuah dusta. Dan dia pernah menanggung penderitaan demi orang yang tidak layak mendapatkan cintanya.

Para pemenang tak pernah melakukan kesalahan yang sama untuk dua kali. Itulah sebabnya sang kesatria hanya mempertaruhkan hatinya untuk hal-hal yang memang layak di perjuangkan. 


Setiap kesartia cahaya pernah merasa takut untuk terjun ke medan tempur. 

Setiap kesatria cahaya pernah merasa takut untuk terjun ke medan tempur.
Setiap kesatria cahaya pernah, di masa lalu, membohongi atau mengkhianati seseorang.
Setiap kesatria cahaya pernah melangkahkan kaki di jalan yang bukan jalannya.
Setiap kesatria cahaya pernah menderita karena alasan-alasan yang paling sepele.
Setiap kesatria cahaya pernah, setidaknya sekali, meyakini bahwa dirinya bukanlah kesatria cahaya. 
Setiap kesatria cahaya pernah gagal dalam menunaikan kewajiban-kewajiban spiritualnya. 
Setiap kesatria cahaya pernah berkata "ya" ketika dia ingin mengatakan "tidak".
Setiap kesatria cahaya pernah menyakiti seseorang yang dia sayangi. 
Itulah sebabnya ia disebut kesatria cahaya, sebab dia telah melalui semua itu namun tidak kehilangan harapan untuk menjadi lebih baik daripada dirinya yang sekarang.
                                      Baca juga: (Review Buku) Kitab Suci Kesatria Cahaya

Bagi sang kesatria tidak ada cinta yang mustahil. 

Bagi sang kesatria tidak ada cinta yang mustahil. Dia tidak takut akan keheningan, ketakacuhan atau penolakan. Dia tahu bahwa di balik sikap dingin yang diperlihatkan orang, ada hati yang penuh kehangatan. 

Itulah sebabnya sang kesatria mengambil risiko lebih banyak daripada orang-orang lain. Tak henti-hentinya ia mencari cinta dari seseorang, meskipun itu berarti dia akan sering mendengar kata "tidak" dari mereka, pulang dengan jiwa-raga menanggung kekalahan dan perasaan ditolak. 

Sang kesatria tidak membiarkan dirinya dikuasai ketakutan manakala dia sedang mengusahakan apa yang dia perlukan. Tanpa cinta, dia bukan siapa-siapa. 

Kesatria cahaya adalah seorang yang percaya. 

Kesatria adalah seorang yang percaya. Karena dia percaya pada mukjizat, maka mukjizat pun mulai terjadi. Karena dia yakin bahwa pikirannya bisa mengubah hidupnya, maka hidupnya pun mulai berubah. Karena dia merasa pasti bahwa dia akan menemukan cinta, maka cinta yang didambakannya pun  muncul.

Kadang-kadang dia merasa kecewa, sekali waktu pun dia terluka. Kemudian ia mendengar orang-orang berkata "Dia terlalu lugu."

Tetapi sang kesatria tahu bahwa hal itu sudah layak dan sepantasnya. 

Karena untuk setiap penaklukan, dia memiliki dua kemenangan.
Semua orang yang percaya, tahu hal ini.

Dalam pertempuran (kehidupan) yang di jalani manusia, ada banyak hal yang di temukan lalu pergi kembali. Tetapi setiap perjalanan memberikan pelajaran dan kesan. Manusia tidak ada yang sempurna. Selalu pernah tercebur ke lembah hitam dan jurang yang curam. Tapi, bukankan tugas manusia tidak untuk menikmati kekalahan itu semua? Selalu ada cara untuk Bangkit.

Benar kata orang bijak, bahwa perjalanan terjauh adalah perjalanan menuju diri sendiri.

Sekian duluuuu, untuk menikmati isi dari Kitab Suci ini, sila di baca bukunya. Heheheu.




Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Seedbacklink

ASUS AI

ASUS AI

Komunitas

Komunitas

ABOUT ME


 

Hallo! Aku Annisa, seorang ibu dari satu bayi ceria, juga seorang Lifestyle Blogger. Aku suka menulis perjalanan yang kulalui, tempat yang kukunjungi, ulasan produk, dan seputar parenting.Blog ini terbuka lebar untuk kerjasama. Baca juga tulisanku di blog https://hallobiuty.blogspot.com/ dan https://hallobia.blogspot.com/ Kamu dapat menghubungiku melalui email halloannisakhairiyyah@gmail.com dan jangan lupa untuk follow media sosialku, yaa. Pasti aku follback kok, hihihih .

Kerja Sama - Media Kit

Media Kit

Categories

  • Beauty 21
  • Blog 21
  • Book 19
  • BPN Ramadan 2022 12
  • BPN Ramadhan 2024 3
  • Cafe & Culinary 16
  • Competition 16
  • Content Placement 2
  • Dekorasi Rumah 1
  • finance 12
  • Guest Post 1
  • Hotel 8
  • Jogja Diary 5
  • Lifestyle 33
  • Motherhood 12
  • Parenting 5
  • Personal 21
  • Review Film 1
  • Self Development 9
  • Sponsored Post 18
  • Teknologi 1
  • Travel 23
  • Women Empowerment 1
Diberdayakan oleh Blogger.

Komunitas

Komunitas

Intellifluence

Komunitas

 


Komunitas


 

Komunitas

BloggerHub Indonesia

Arsip Blog

  • ▼  2025 (7)
    • ▼  November (1)
      • Daging Merah: Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Rek...
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2024 (101)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (10)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (25)
    • ►  Mei (7)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2023 (47)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (43)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2021 (25)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2019 (11)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

POPULAR POSTS

  • Rumah Rasa Kaliurang: Lokasi, Daftar Menu dan Jam Buka
  • Di Balik Sebuah Nama Blog
  • Pengalaman Membawa Bayi 10 Bulan Naik Pesawat
  • REVIEW barenbliss Like A Pro! Shockproof Durabrow Pomade dan barenbliss Roll To Volume Mascara
  • [REVIEW] Hilangkan Jerawat dan Cerahkan Wajah dengan Rangkaian Serum Scarlett Whitening
  • Tentrem Bumi Coffee & Eatery, Salah Satu Kedai Kopi Bernuansa Tropikal di Jogja
  • Menikmati Daun Kelor dengan Cara Praktis dan Sehat Lewat Permen Kenyal Pome
  • Hempaskan Bekas Jerawat dan Beruntusan dengan ANESSA Night Sun Care Serum
  • Mindful Walking #1 ; Merayakan Matahari Terbit
  • Teras Kemarin, Tempat Menikmati Sajian Kopi yang Unik di Jogja

Copyright@ 2023 Annisakhairiyyah.com | Powered by Blogger

Copyright © 2023. annisakhairiyyah.com | Powered by Blogger