....teman tumbuh....
  • Home
  • Book
  • Blog
  • Parenting
  • Personal
  • Relationship
  • Women Empowerment
  • Beauty
  • Travel

Kali ini berkunjung ke Watu Purbo. Watu Purbo adalah bendungan yang memiliki struktur bertingkat-tingkat dengan air yang mengalir diatasnya. Kalau dihitung, ada 6 tingkat. Berhubung berkunjung ke tempat ini di sore hari, airnya sudah sedikit coklat. Jadi, kalau mau sekalian mandi-mandi, lebih baik datangnya pagi hari saja. 

Watu Purbo ini terletak di desa Bangunrejo, Merdikorejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Konon, bangunan dasar bendungan ini sudah ada sejak tahun 1975 dan baru dijadikan tempat wisata semenjak tahun 2017. 

Kemarin, ketika berkunjung kesini, sempat berbincang-bincang dengan Seorang bapak yang saya lupa namanya siapa, hehe. Bapak ini adalah orang yang menginisiasikan tempat ini menjadi tempat wisata. Bermula ketika beliau berjalan ke bawah grojokan, dan melihat dari bawah grojokan yang bertingkat-tingkat, beliau pun berandai-andai bagaimana jika tempat ini dijadikan lokasi wisata. 

                             Baca juga : Jembatan Plunyon Kali Kuning, Kaliurang.

Biasanya tempat ini ramai dikunjungi dengan para pesepeda, dan ramai juga dengan pengunjung dari luar kota. Hanya saja, fasilitasnya masih terbatas dan sedang dalam pembangunan musholla dan kamar mandi. 

Selama berbincang-bincang dengan bapak tersebut, saya banyak belajar dari beliau. pasalnya sebagai orang yang memiliki ide untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata, beliau hanya bertugas sebagai bagian kebersihan saja. sedangkan pengelola nya adalah orang-orang lain. Ya mungkin sudah menjadi hal biasa kalau pengelola kawasan wisata adalah para petinggi desa. Yang saya pelajari dari beliau adalah keikhlasan. Keikhlasan beliau mendapat sedikit bagian dari idenya. ketika beliau ditanya apakah beliau tidak masalah dengan hal itu, beliau menjawab "dengan banyaknya dan senangnya para pengunjung ke sini, itu sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi saya. Puas banget."

Saya cuma ngangguk-ngangguk dan salut dengan beliau. Kalau sudah bicara puas, ya tentu tidak selalu bergantung pada materi. 

Kalau kalian, ada yang sudah berkunjung ke tempat ini belum? Sempat menjadi viral, juga loh, Watu Purba ini. 





Sinopsis

Sebagian besar laki-laki akan terpengaruh oleh tubuh perempuan, bukan karena dirinya telanjang, tetapi justru jika yang ada pada diri perempuan itu sesuai dengan apa yang ada di pikiran laki-laki, seluruh tubuh perempuan itu dililiti dengan kain yang tebal pun akan mampu membuat para laki-laki terhenyak kagum dan seperti mendadak kaku bila dihadapannya. Jadi sebenarnya karena hal apa, laki-laki bisa jatuh dalam dosa? Kamu menguraikan jawaban itu dengan rumusan kimia yang baru saja pelajari dari dosenmu. Kuliah di teknik nuklir bagimu sangat membantu mencari tahu bagaimana caranya menuntaskan dendam tanpa susah payah.

-------------------------

Buku Yuditeha ini baru saja rilis di awal tahun 2020. Aku membelinya di bazar buku perang cinta. tertarik karena kaver nya yang unik, dan tentu saja karena sinopsisnya. mulai membaca bab pertama dan aku suka dengan imajinasi Yuditeha, cerita nya lepas dan tidak terduga.

Buku ini berisi sekumpulan cerita yang terdiri dari 20 cerita. Dari 20 cerita tersebut, ada 5 cerita yang sangat aku suka. Tentu karena alurnya yang apik, unik, tidak terduga, dan memiliki kemiripan dengan ceritaku, hahahah. Yaps, bukankah kita suka, kalau menemukan cerita yang sesuai dengan kejadian yang sedang atau pernah kita alami.

Buku ini bercerita tentang banyak hal, seperti kenangan, balas dendam, prasangka, dan lain-lain. Ada 5 cerita yang ku suka. Membacanya disusul senyuman dan juga terkadang kerutan di dahi. Berwarna.










Jogja memang nggak pernah ada habisnya kalau bicara tempat wisata baru. Meskipun 
Jembatan Plunyon ini bukan destinasi wisata baru, tapi tempat wisata ini baru di renovasi. Tahun 2016, waktu pertama kali ke sini, Jembatan Plunyon masih jembatan rusak, di bawahnya mengalir air deras dan bersih, masih ada batu-batu besarnya. Nah, ketika berkunjung ke Jembatan Plunyon pada Januari 2020 ini, tempat wisata ini banyak sekali perubahannya.

Meskipun tidak ada lagi air sungai yang mengalir di bawah jembatan, tetapi ada spot-spot foto yang baru dan instagramable, wkwkwk. lokasi Jembatan Plunyon Kali Kuning ini terletak di Kedungsriti, Umbulharjo, Cangkringan. Pertama kali berkunjung ke Jembatan ini, sebenarnya nggak sengaja. Niat hati mau ke Kaliadem, eh malah nyasar ke Kali Kuning, heheheu. Tapi di kunjungan yang kedua kali ini memang sengaja ingin melihat perkembangan tempat wisata ini yang katanya sudah bagus. Dan benar sekali, sudah bagus, indah, mantap pokoknya.

                                       Baca juga : Watu Purbo Jogja, Air Terjun 6 Tingkat.

Akses jalan ke Jembatan Plunyon ini juga terbilang bagus. Selama perjalanan, kita disuguhi pemandangan Merapi, Kali Kuning, dan mobil Jeep yang sedang persiapan tour ke Merapi. Kalau udara, jangan ditanya lagi, sudah pasti sejuk dan sepoy-sepoy.

Sesampainya di Jembatan Plunyon, kita akan menemukan spot pertama yaitu pohon dikelilingi jembatan jaring-jaring. Dengan view hamparan pohon dan dedaunan hijau. Ini adalah spot terdekat dari area parkir.


Setelah bosan jalan-jalan di sekitar jembatan, dengan nekat dan ikut-ikutan segerombolan anak muda lainnya, aku dan temanku menaiki tangga menuju puncak, ya semacam dataran tinggi nya lah. Disana terlihat jelas kemegahan gunung Merapi dan rona jingga senja (halahhh). Perjalanan menuju puncak ini sedikit jauh dan melelahkan juga, karena banyaknya anak tangga dan tingginya puncak ini. dari atas, tentu seluruh kawasan Jembatan Plunyon dan dam di ujungnya ini terlihat jelas. 


Di kawasan ini tidak ada warung, jadi bawa minum dan makanan dari luar, ya. Perjalanan dari kota menuju Jembatan Plunyon ini sekitar 26 kilometer dari pusat kota Jogja. Uang masuknya sebesar  Rp 6.000. Satu lagi, tempat ini begitu tenang untuk refreshing. Suara gemercik air, angin sepoy-sepoy, dan hangatnya kopi, cocok untuk mengakhiri libur akhir pekan. 




 


.....Alina tercinta,
Bersama surat ini ku kirimkan padamu sepotong senja dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap? Seperti setiap senja di pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di kejauhan..... 

Akhirnya bisa menuntaskan buku karya Seno Gumira Ajidarma ini. membaca cerita demi cerita yang membuat tersipu, terharu hingga bergidik seram. Buku Sepotong Senja Untuk Pacarku ini berisi 16 judul cerita yang dibagi dalam 3 bab. Diawali dengan cerita tentang Sukab yang mengirimkan sepotong senja untuk pacarnya, Alina. Senja yang diambil dengan perjuangan, hingga dibungkus dan dimasukkan kedalam amplop, lalu dikirimkan atas nama Alina, beralamatkan di ujung dunia. Sepotong senja itu sampai pada Alina setelah 10 tahun kemudian. Kenapa bisa begitu? Sila dibaca bukunya, heheheu.

Dari 16 cerita, ada 4 cerita yang menjadi favorit ku. Tentu saja yang pertama adalah Sepotong Senja Untuk Pacarku. Lalu Jawaban Alina, Hujan, Senja, dan Cinta, Mercusuar, dan Perahu Nelayan Melintas Cakrawala. Setiap judul di buku ini diawali dengan kutipan berbahasa zaman dulu yang menarik dan memberi informasi tentang gambaran cerita pada judul tersebut.

Aku sangat suka bagaimana Seno Gumira Ajidarma bercerita dalam buku ini, manis dan tidak terduga. Ia begitu paham dengan senja. Meskipun  sering menikmati senja, rasanya aku tidak pernah menikmati senja sedalam, sedetail, dan sepenuh sadar ketika menikmati senja dalam cerita Seno Gumira Ajidarma ini. Sampai-sampai ia mendapatkan email dari seorang pembaca buku ini yang rabun senja sejak usia 10 tahun. Dia hanya bisa menikmati senja dari cerita-cerita Seno Gumira Ajidarma dari buku ini.


Selain cerita dan cara penyampaiannya yang ku suka, aku juga suka bagaimana buku ini dikemas. Cukup menggambarkan judul dan cerita di dalamnya. Menjadikan isi buku ini istimewa. Dikemas dengan memasukkan buku kedalam kotak berbentuk kartu pos, seperti benar-benar mendapatkan paket senja dari pacar, heheu.

Buku ini juga dilengkapi dengan sepucuk surat di dalamnya. Konon, surat yang dikirimkan Sukab untuk Alina, pacarnya, sering juga menjadi surat yang dikirimkan seseorang untuk kekasihnya. Jadi, buku ini dilengkapi surat dengan alamat nama yang kosong. Bagus juga buku ini jadi hadiah, hahaha.

Ada yang sudah baca buku ini, belum?
Atau hanya aku saja yang terlambat membacanya, heheheu.

Satu lagi, aku suka prolog buku ini. prolognya adalah syair dan lagu karya Vivekananda Leimena, Seruling di Lembah Sunyi.

---------------
Judul Buku :Sepotong Senja Untuk Pacarku
Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama


Aku mencintainya karena ia mencintai kata-kata. Aku mencintainya lebih lagi karena ia mencintai buku-buku. Aku mencintainya karena ia adalah buku bagi kata-kata yang tidak bisa aku tuliskan.Aaku mencintainya karena ia menjadi rumah bagi setiap kecemasan yang tidak perlu aku tunjukkan.
Kata-kata ini telah membuat saya jatuh cinta dan langsung memutuskan membeli buku ini, beberapa tahun lalu. Hehehu.  Buku Luka Dalam Bara ini berisi fragmen-fragmen yang mulanya hanya dituliskan penulis di dalam blognya saja.

Hingga datanglah seorang Mas Teguh Afandi yang mengajak penulis untuk mengabadikan tulisannya dalam sebuah buku. Dulu saya juga berpikir seperti penulis. Bahwa tulisan-tulisan yang berasal dari perasaan, kebingungan, kesedihan, jatuh cinta dan patah hati kita tidak usah menjadi konsumsi publik sehingga cukup kita yang tahu.



Itu juga sebabnya saya tidak terlalu suka membaca buku-buku yang berisi tentang patah hati atau jatuh cinta yang terlalu di kenang. Pelan-pelan dan juga melalui buku ini, saya jadi paham dan memaklumi mengapa buku-buku seperti itu muncul dan laris. Karena dengan menuliskan kembali apa yang kita rasa, akan mengurangi sesak di dada dan tidak memenuh-menuhi pikiran kita. Meskipun ketika menuliskannya kembali, kita berpikir keras dan mengingat-ingat hal-hal yang seharusnya tidak perlu lagi diingat. Tapi itulah proses. Proses penyembuhan.

Kembali ke buku ini. buku ini berasa 85 judul dengan tebal buku 100 halaman. Yang menjadi favorit saya adalah Membaca Novel Sapardi. Begini isinya.


Baca juga: Kesatria Cahaya; Sesuatu yang Ada Pada Manusia


Membaca Novel Sapardi.


Sulit untuk membaca sepotong cerita dalam buku ini tanpa teringat padamu. Sebab sosok perempuan yang menjadi satu dari dua tokoh utama di dalamnya memiliki banyak kemiripan denganmu.  Sebagian kisahnya sudah aku ceritakan kepadamu pada malam sebelum ini. sebagiannya, barangkali, ingin kamu temukan sendiri dalam lembar-lembar bukunya.

Kata orang, saat kita merasa rindu pada sesuatu atau seseorang, alam bawah sadar kita mencetak imaji sesuatu atau seseorang tersebut dalam wujud yang kian hari kian jelas, dan imaji tersebut terproyeksi pada hal-hal yang kita lihat sehari-hari. Kita merasa melihat orang yang kita rindukan diantara kerumunan, di tempat-tempat yang sebenarnya tidak ada dia.

Di buku ini, aku menemukan sepotong dirimu. Entah karena penulisnya memiliki inspirasi yang menyerupai sosokmu, atau aku memang hanya sedang rindu.

Surat-Surat Untuk J

Dalam buku ini, ada 7 surat yang beralamatkan J. ini menjadi favorit, karena mengingatkan saya, Beberapa tahun lalu juga pernah rajin menulis surat beralamatkan nama seseorang. Kemudian berharap suatu hari nanti dia akan membacanya dan meminta untuk di ceritakan tentang surat-surat tersebut. Tapi sayangnya, hingga detik ini surat itu tidak sampai ke tangannya dan tidak akan pernah sampai. 

Rinduu..rindu.. Heheheuu. 



--------------------

Judul Buku : Luka Dalam Bara
Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : Noura





Seperti yang sudah saya paparkan di dalam review buku Kitab Suci Kesatria Cahaya, bahwa menurut penulis buku ini,  Paulo Coelho, setiap kita, setiap manusia memiliki sosok sang Kesatria Cahaya dalam dirinya.

Lalu, seperti apa sih sosok Kesatria Cahaya yang sebenarnya ada di dalam diri kita dan kita belum menyadarinya?

Nah, di tulisan kali ini, saya akan menuliskan beberapa isi dari Kitab Suci ini yang menarik untuk kita baca dan renungkan.

Seorang kesatria memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajari dirinya sendiri. 

"Aneh," kata sang kesatria cahaya dalam dirinya sendiri. "Aku telah bertemu dengan begitu banyak orang yang pada kesempatan pertama, mencoba memperlihatkan kualitas mereka yang paling buruk. Mereka menyembunyikan kekuatan dalam diri mereka di balik sikap kasar dan pemarah; mereka menyembunyikan rasa takut akan kesepian dibalik kesan percaya diri. Mereka tak percaya akan kemampuan mereka sendiri, namun tanpa henti menggembar-gemborkan kehebatan mereka."

Sang kesatria cahaya menangkap kesan-kesan ini dalam diri banyak laki-laki dan perempuan yang dia  jumpai. Dia tidak pernah tertipu oleh penampilan-penampilan luar, dan dia tetap berdiam diri ketika orang-orang berusaha membuatnya terkesan. Dan dia menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya, sebab orang-orang lain telah menjadi cermin yang sangat baik baginya.

Seorang kesatria memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajari dirinya sendiri. 

Sebelum memulai pertempuran penting, kesatria cahaya bertanya pada dirinya sendiri, "Seberapa jauh aku telah mengasah dan mengembangkan kemampuan-kemampuan ku?"

Sebelum memulai pertempuran penting, kesatria cahaya bertanya pada dirinya sendiri, "Seberapa jauh aku telah mengasah dan mengembangkan kemampuan-kemampuan ku?"

Dia tahu bahwa dia belajar sesuatu dari setiap pertempuran, namun banyak dari pelajaran tersebut menimbulkan penderitaan yang tidak perlu. Lebih dari sekali dia telah membuang-buang waktu dengan bertempur demi sebuah dusta. Dan dia pernah menanggung penderitaan demi orang yang tidak layak mendapatkan cintanya.

Para pemenang tak pernah melakukan kesalahan yang sama untuk dua kali. Itulah sebabnya sang kesatria hanya mempertaruhkan hatinya untuk hal-hal yang memang layak di perjuangkan. 


Setiap kesartia cahaya pernah merasa takut untuk terjun ke medan tempur. 

Setiap kesatria cahaya pernah merasa takut untuk terjun ke medan tempur.
Setiap kesatria cahaya pernah, di masa lalu, membohongi atau mengkhianati seseorang.
Setiap kesatria cahaya pernah melangkahkan kaki di jalan yang bukan jalannya.
Setiap kesatria cahaya pernah menderita karena alasan-alasan yang paling sepele.
Setiap kesatria cahaya pernah, setidaknya sekali, meyakini bahwa dirinya bukanlah kesatria cahaya. 
Setiap kesatria cahaya pernah gagal dalam menunaikan kewajiban-kewajiban spiritualnya. 
Setiap kesatria cahaya pernah berkata "ya" ketika dia ingin mengatakan "tidak".
Setiap kesatria cahaya pernah menyakiti seseorang yang dia sayangi. 
Itulah sebabnya ia disebut kesatria cahaya, sebab dia telah melalui semua itu namun tidak kehilangan harapan untuk menjadi lebih baik daripada dirinya yang sekarang.
                                      Baca juga: (Review Buku) Kitab Suci Kesatria Cahaya

Bagi sang kesatria tidak ada cinta yang mustahil. 

Bagi sang kesatria tidak ada cinta yang mustahil. Dia tidak takut akan keheningan, ketakacuhan atau penolakan. Dia tahu bahwa di balik sikap dingin yang diperlihatkan orang, ada hati yang penuh kehangatan. 

Itulah sebabnya sang kesatria mengambil risiko lebih banyak daripada orang-orang lain. Tak henti-hentinya ia mencari cinta dari seseorang, meskipun itu berarti dia akan sering mendengar kata "tidak" dari mereka, pulang dengan jiwa-raga menanggung kekalahan dan perasaan ditolak. 

Sang kesatria tidak membiarkan dirinya dikuasai ketakutan manakala dia sedang mengusahakan apa yang dia perlukan. Tanpa cinta, dia bukan siapa-siapa. 

Kesatria cahaya adalah seorang yang percaya. 

Kesatria adalah seorang yang percaya. Karena dia percaya pada mukjizat, maka mukjizat pun mulai terjadi. Karena dia yakin bahwa pikirannya bisa mengubah hidupnya, maka hidupnya pun mulai berubah. Karena dia merasa pasti bahwa dia akan menemukan cinta, maka cinta yang didambakannya pun  muncul.

Kadang-kadang dia merasa kecewa, sekali waktu pun dia terluka. Kemudian ia mendengar orang-orang berkata "Dia terlalu lugu."

Tetapi sang kesatria tahu bahwa hal itu sudah layak dan sepantasnya. 

Karena untuk setiap penaklukan, dia memiliki dua kemenangan.
Semua orang yang percaya, tahu hal ini.

Dalam pertempuran (kehidupan) yang di jalani manusia, ada banyak hal yang di temukan lalu pergi kembali. Tetapi setiap perjalanan memberikan pelajaran dan kesan. Manusia tidak ada yang sempurna. Selalu pernah tercebur ke lembah hitam dan jurang yang curam. Tapi, bukankan tugas manusia tidak untuk menikmati kekalahan itu semua? Selalu ada cara untuk Bangkit.

Benar kata orang bijak, bahwa perjalanan terjauh adalah perjalanan menuju diri sendiri.

Sekian duluuuu, untuk menikmati isi dari Kitab Suci ini, sila di baca bukunya. Heheheu.







Kitab Suci Kesatria Cahaya. Ketika melihat judul buku ini, saya langsung penasaran tentang apa maksud dari kesatria cahaya. Lalu ketika melihat buku ini ditulis oleh Paulo Coelho, saya langsung membelinya tanpa ragu. Dalam buku ini, penulis menyebutkan bahwa kita semua adalah kesatria cahaya. Dan seorang kesatria cahaya terkadang tidak menyadari bahwa mereka adalah seorang kesatria cahaya.

Bagaimana menyikapi setiap kejadian 

Dalam buku ini banyak sekali pelajaran hidup yang di sampaikan Paulo Coelho . Seperti kitab, font tulisan di buku ini juga kecil dan halus. Seperti suatu rahasia yang penting dan harus dijaga. Dari buku ini, saya banyak disadarkan tentang bagaimana manusia, kita, dengan segala ketidaksempurnaan ini harus berjuang dalam pertempuran (hidup). Ada banyak sekali kejadian, keinginan, pertempuran, yang terjadi sepanjang hidup ini. Buku ini mengajarkan bahwa semua itu harus kita rengkuh, terima, dan menjadikan diri ini bangkit untuk menyongsong takdir pribadi kita yang unik. 

Buku ini mengingatkan kembali tentang bagaimana seharusnya kita hidup di bumi. Bagaimana menanggapi kekalahan, ditinggalkan dan kekecewaan. Bagaimana menjadikan sakit sebagai bahan bakar untuk maju dan melejit. 



"Siapakah kesatria cahaya itu?.
"Dia adalah orang yang bisa memahami mukjizat kehidupan, yang sanggup bertahan sampai akhir dalam memperjuangkan apa yang dia yakini, dan mampu mendengar denting-denting lonceng yang diayun-ayunkan gelombang di dasar laut."

"Denting-denting lonceng yang diayun-ayunkan gelombang di dasar laut", setelah membaca keseluruhan buku ini, sepemahaman saya kemampuan ini adalah kemampuan tertinggi yang jika kita punya, setidaknya hidup akan menjadi lebih mudah dan indah. apa itu? Hmmm... coba baca buku ini dulu. Wkwk.

"Kesatria cahaya kadang-kadang berpikir, "Jika aku tidak melakukan sesuatu, maka hal itu tidak akan pernah dilakukan."
                                  Baca juga: Kesatria Cahaya; Sesuatu yang Ada Pada Manusia.

Jika ingin melakukan sesuatu, maka coba lakukanlah. Tetapi jangan lupa, ketika kita bertindak, maka sisakan ruang bagi semesta untuk bertindak juga, kalau tidak begitu ketika gagal kita akan berteman dengan sedih.

Buku ini berisi 149 halaman. Tetapi saya membutuhkan waktu 7 hari untuk membacanya. Karena memang harus diresapi benar-benar, lalu mencoba untuk menerapkan nya dalam kehidupan. Semoga setelah selesai membaca buku ini, kita menjadi kesatria cahaya yang bersinar terang untuk diri sendiri dan orang lain.


---------------------------------

Judul Buku : Kitab Suci Kesatria Cahaya
Penulis        : Paulo Coelho
Penerbit      : PT. Gramedia Pustaka Utama





Dilansir dari Liputan 6, pada tanggal 21 Agustus 2019, KPJ (Konsorsium Penerbit Jogja) melaporkan perkara pembajakan buku ke POLDA DIY. Di kota pelajar ini, dimana jumlah toko buku sangat banyak sekali dan toko buku di Yogyakarta sangat sering sekali mengadakan diskon besar-besaran.  Ternyata masih ada saja segelintir orang yang tidak memanfaatkan fasilitas itu. Terbukti dengan masih banyaknya jumlah pembeli di salah satu lokasi di Yogyakarta yang dimana di sepanjang jalannya berjejer toko buku bajakan.

Pernah saya iseng mendatangi toko buku bajakan itu dan melihat-lihat buku yang di jual dengan harga miring yang cenderung banting. Artinya, sangat murah sekali. Padahal, untuk terbitnya sebuah buku, banyak tangan-tangan yang ikut campur didalamnya. Ada penerbit beserta orang-orang yang didalamnya, editor, percetakan, dan penulis sang pemiliki ide. Jadi, sudah terbayang kan, berapa hak orang yang kita pangkas jika nekat membeli buku bajakan.

Kertas buram dan tulisan tidak jelas

Berbicara kualitas fisik, buku bajakan memang rendah sekali. Kertas yang buram, tulisan yang kekurangan tinta, mudah sobek, dan tentu yang menggiurkan adalah harga nya yang sangat murah. Beberapa orang pernah saya tanya mengapa ia tertarik membeli buku bajakan, jawabannya adalah dengan harga yang murah kamu bisa mendapatkan ilmu dan isi yang sama dengan harga yang mahal. Mbok, jangan egois, to. 


Pinterest
       Baca juga: (Review Buku) Senandung Talijiwo; Mengolah Keluhan Menjadi Senandung.

Harga menjadi kendala

Saya sangat paham, harga adalah salah satu penyebab gerai toko buku bajakan ramai peminat. Tetapi sebagai seorang pembelajar yang rajin menyantap buku, harusnya kita mempunyai cara untuk mengatasi ini. Sisih kan uang jajan dan menabung untuk membeli buku yang kita inginkan bisa menjadi alternatif. Jika ingin membeli dengan harga miring, banyak, lho, toko buku fisik ataupun online yang rajin mengadakan diskon besar-besaran. Seperti penerbit Mizan yang dalam bulan ini, baru saja mengadakan diskon. Manfaatkan itu.


Pinterest


Peluang bisnis

Jika dilihat dari segi peluang berbisnis, bisnis buku bajakan memang sangat banyak meraup keuntungan. Hal itu hanya bagi satu pihak. Pihak yang lain, seperti penerbit, justru mendulang kerugian. Umumnya buku bajakan dijual mulai dari kisaran harga Rp 10.000 sampai Rp 50.000, dan buku original sekitar Rp 76.000 sampai Rp 500.000, jika buku bajakan itu banyak dibeli, berarti penerbit menanggung kerugian yang besar. 


Pinterest

Yuk, hargai karya penulis

Dalam menciptakan sebuah buku, penulis adalah orang paling banyak berkorban. Dimana penulis harus mencari ide, mengolah ide menjadi tulisan, terkadang penulis harus melalui saat-saat tersulit dalam hidupnya yang kemudian ia tuangkan menjadi tulisan. Namun dengan enteng dan enaknya para pembajak buku mencuri karyanya dan dijadikan lahan bisnis, dimana penulis tidak mendapatkan sepeser pun keuntungan dari bisnis itu. Bagi pembaca, yuk, belajar menghargai karya orang lain dengan tidak membeli buku-buku bajakan. siapa tahu, suatu saat nanti kamu menjadi penulis, kamu akan tahu bagaimana pedih nya melihat bajakan buku kita bertebaran dengan harga yang miring sekali. 

Satu hal yang ironi sekali, dimana aparat begitu ganas merazia genre buku tertentu yang katanya sesat, tapi mengapa tak bergerak untuk merazia buku bajakan. Mengapa, oh mengapa. 






Sujiwo Tejo kembali merilis buku terbarunya pada April 2019. Kali ini berjudul Senandung Talijiwo. Buku ini menceritakan banyak hal seperti politik, masyarakat, dan tentu saja tidak lupa untuk bercerita tentang cinta. Dua orang tokoh utama dalam buku ini adalah Sastro dan Jendro. Sastro dan Jendro menjadi peran yang membawakan apapun cerita dalam buku ini.

Terkadang mereka menjadi sepasang kekasih, terkadang juga menjadi sebatas mantan kekasih yang sudah memiliki kehidupan masing-masing, menjadi tetangga, sampai menjadi sebatas ojek online dan penumpangnya. Jangan bingung, diantara Sastro dan Jendro, Jendro adalah seeorang perempuan. Jendrowati, namanya.

Politik

Bagian dari cerita di buku Senandung Talijiwo ini adalah isue- isue politik. Kejadian-kejadian yang terjadi di Indonesia diantara tahun 2018 sampai 2019. Semuanya di kemas dengan apik dan menggelitik. 

"Protes terbesar pada sesuatu bukan teriak-teriak sampai bakar-bakaran ban. Itu masih cemen. Puncak protes tertinggi  dan tersuci terhadap sesuatu adalah tak sudi lagi membicarakannya walau cuma sehuruf."( Hal; 88)


                      Baca juga: Pesan Rando Kim Untuk yang Sedang Menuju Kedewasaan

Masyarakat 

Cerita yang diperankan Sastro dan Jendro banyak juga yang berkisah tentang kondisi masyarakat saat ini. kejadian-kejadian unik yang ada di masyarakat kita, seperti seorang ibu kaya yang nyawer uang, dan beberapa kejadian menggelitik lainnya. Kalian pasti terbahak. 

"Manusia harus saling mengingatkan kepada kebaikan karena hutan, gunung, sawah dan lautan hanya bisa mengingatkan kita pada mantan." (Hal ;77)



Cinta

Meskipun cerita tentang cinta mendominasi disini, tapi jangan pikir ceritanya jadi menye-menye. Bisa dikatakan, di buku ini banyak mengungkap bagaimana semestinya mencintai dan bagaimana cinta bekerja. Ohya, cerita cintanya Sastro dan Jendro selalu membuat klepek-klepek, jadi, awas baper yahhhh!. Heheheu.

"Ternyata mencintai bukanlah cara untuk berbahagia. Mencintai tak lain cuma percobaan-percobaan kecil untuk melukai diri agar kelak tabah menghadapi luka-luka yang lebih besar, Kekasih." (Hal ;24)

"Kalau tak kita peduli , Kekasih, kulit selalu tak mau kehilangan kesempatannya untuk menjadi keriput. Demikian juga dengan umur. Kita perlu terus peduli umur dengan cara tak memperhatikannya sama sekali.  Maukah engkau menjadi saksi uban pertama dalam hidupku?." (Hal; 110) 

(Mawuuuuu), Jawabku dalam hati. Hahaha. 



Suka sekali dengan gaya penyampaian Mbah Jiwo di buku ini. Ngalir dan berisi. Ya seperti di blurb, Mbah Jiwo tidak memposisikan pembaca sebagai pembaca, tapi sebagai teman ngobrol dan buku ini benar-benar seperti obrolan yang sesekali membuatku berpikir "Oh, iya ya. Hmmm."

-----------------------

Judul Buku : Senandung Talijiwo
Penulis       :  Sujiwo Tejo
Penerbit     :  Bentang Pustaka




Tanggal 29 September kemarin, aku mengikuti kelas pengembangan diri tentang meditasi mindfulness. Meski sudah sering membaca tentang meditasi ini dan sudah mencoba, aku tetap penasaran dan memutuskan untuk mengikuti kelasnya. Ya, tujuan nya untuk menambah informasi dan meluruskan informasi yang aku punya. Dari kelas ini aku banyak sekali belajar tentang setiap orang memiliki problem nya masing-masing. Pelajaran ini selalu ku dapat karena aku memang cukup sering mengikuti kelas-kelas yang serupa dan menemui hal-hal seperti ini.

Ada satu pelajaran yang sebenarnya sederhana, tapi entah kenapa sulit untuk dilakukan. Apaaa tuuu? Haha. Jujur sama diri sendiri. Yaps, rupanya masih sering juga aku menipu diri sendiri. Jujur dengan diri sendiri itu penting sekali, sesederhana kita jadi tau apa yang kita inginkan dan butuhkan.

                                Baca juga : Mindfulness; Serba-Serbi Mencari Ketenangan

Meditasi mindfulness sudah beberapa kali aku lakukan sebelum mengikuti kelas ini. Dikarenakan aku pindah tempat tinggal, jadi belum menemukan tempat baru yang nyaman untuk melakukannya. Dulu, aku sering bermeditasi di loteng kos, di pagi hari. Udara yang masih segar, angin sepoy- sepoy dan langsung di bawah langit, rasanya menambah ketenangan dan kekhusyukan, hehehu.

Karena sudah lama tidak bermeditasi lagi, ketika memulai meditasi kembali punggung ku rasanya sakit sekali. Mungkin karena waktunya yang lama dan aku belum terbiasa bermeditasi selama itu.

Seperti biasanya, setelah meditasi selalu merasa segar dan tenang. Tidak mudah marah, easy going, lebih bergairah, dan fokus. Biasanya aku suka deg-deg an kalau punya banyak deadline tugas. Setelah kembali rutin meditasi mindfulness lagi, aku sudah tidak deg-deg an. Dengan begitu, aku bisa lebih fokus dan tenang mengerjakan tugas-tugas ku.

Ohya, aku juga pernah menulis tentang meditasi mindfulness ini. Silahkan berkunjung kesini kalau kalian ingin membacanya dan ulasan buku tentang praktik meditasi mindfulness bisa dibaca di sini .

Selamat mencoba, dan rasakan manfaatnya!..






Dikutip dari kumparan (kumparan,2018), pada tahun 2015 berdasarkan data dari Kemenag ada 398.245 gugatan. Terdiri dari 113 ribuan gugatan talak oleh suami dan 281 ribu lebih oleh istri. Pada tahun 2017 meningkat menjadi 415.898 gugatan cerai. Merdeka.com ,2016 mengatakan bahwa satu dari sepuluh pernikahan di Indonesia berakhir dengan  perceraian. berdasarkan riset yang dilakukan oleh pembelajaranhidup.com, 65 persen responden dari total 248 responden di Indonesia merasa tidak bahagia dengan pasangannya dan relasi antara pasangan suami istri kian memburuk seiring dengan bertambahnya usia pernikahan mereka. 

Kalau dilihat dari data diatas, angka perceraian semakin meningkat setiap tahunnya. Lalu dimanakah letak cinta yang menjadi alasan menikah? apakah cinta berdurasi? atau mungkinkah salah memilih pasangan?. 

Merujuk dari buku Deny Hen, The Great Marriage, memaparkan bahwa sebaik apapun hubungan diawal pernikahan, tidak menjamin hal tersebut menjadi patokan untuk kelanggengan pernikahan. Umumnya bulan madu pernikahan dapat dinikmati sekitar satu sampai tiga tahun saja.


Setelah itu, tanpa pengetahuan yang cukup mengenai pernikahan yang sehat serta usaha untuk mempertahankannya, pasangan sering terjebak dalam loveless marriage (pernikahan tanpa cinta) atau sering disebut dengan empty love (cinta yang kosong). 

Deny Hen menuliskan bahwa setidaknya ada 3 hal yang menyebabkan cinta padam dan hubungan semakin dingin seiring bertambahnya usia pernikahan, yaitu:


1. Problem dengan cinta romantis.



Cinta romantis atau passionate love adalah rasa kecenderungan / rasa suka, perasaan tertarik yang kuat kepada seseorang. didasari oleh perasaan, dan perasaan mudah sekali berubah.  Dr. Fred Nour dalam bukunya True Love; How To Use Science To Understand Love, memaparkan bahawa cinta romantis hanya berlangsung sampai dua/tiga tahun saja. Dalam pernikahan, passionate love tidak bertahan lama dan harus segera di transformasikan menjadi cinta yang lebih realistis (true love).





pinterest



2. Kelahiran si sulung.

Prof. James C. Dobson, seorang profesor dan psikolog dari Amerika memaparkan bahwa hubungan pasangan suami istri mencapai titik balik saat anak sulung lahir. Ketika anak sudah remaja, hubungan mereka sulit untuk kembali seperti dulu.  



Kelahiran anak akan menjadi salah satu penyebab jika tidak bisa membagi waktu dan mengontrol emosi dengan baik. Istri yang sudah menjadi ibu akan disibukkan dengan urusan anak selama 24 jam, urusan rumah, urusan pekerjaannya dan besar kemungkinan berkurang waktu dan perhatian tidak sepenuhnya lagi hanya pada suaminya. 

Disaat yang sama, seorang suami yang sudah menjadi ayah akan bertambah tanggungannya. Secara moral dan materi. Ia disibukkan dengan pekerjaan yang sudah memasuki tahap penting, disibukkan dengan perhatian kepada anak, memerhatikan dirinya sendiri dan kemungkinan waktu dan perhatian akan berkurang pada istrinya.

                                               Baca juga: Menuju Halal; Provokasi atau Edukasi

Akibatnya keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Waktu bersama berkurang, emosi merenggang dan mulai mencari pelarian. Mencari pelarian melalui hobi, mengurus anak, di luar rumah dan bahkan bisa sampai menimbulkan bibit-bibit perselingkuhan. 

Menurut Deny Hen, hal-hal seperti ini harusnya dibicarakan dan dipikirkan sebelum melangkah untuk menikah. Supaya ketika menghadapinya, sudah memiliki gambaran dan ilmu. 



pinterest


3. Tekanan hidup sehari-hari.


Rumah seharusnya menjadi tempat untuk pulang dan melepas penat. Rumah harusnya menciptakan suasana aman dan nyaman untuk mengisi kembali daya yang sudah habis setelah bekerja. Pada nyatanya rumah pun bisa menjadi sumber stress. Entah karena masalah anak, pasangan, antar menantu dan mertua, ekonomi, semua berpotensi untuk membuat suasana dirumah panas, sehingga suami dan istri saling merasa tidak dicintai. 

3 hal diatas akan di perparah dengan kurangnya informasi dan pendidikan pernikahan yang sehat dan rasa enggan mencari bantuan.

pinterest


Dari ketiga hal diatas, sudah menggambarkan bagaimana dinamika yang ada dalam kehidupan pernikahan. Jangan sampai kita hanya fokus pada persiapan pesta pernikahan impian tapi begitu sepele dengan persiapan untuk menghadapi hari-hari, bulan-bulan, bahkan tahun-tahun setelah pesta itu berlalu.  Jadi, mulai mempersiapkan ilmu dan mental untuk menghadapinya. dengan membaca buku, mengikuti kelas pra-nikah, kelas manajemen emosi atau pengembangan diri, dan belajar apa saja yang mendukung untuk menjadi bekal di masa depan.


siklus hormon kalau lagi jatuh cinta





Referensi: 

Hen, Deny, (2018). The Great Marriage. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.



Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hello, I am Annisa Khairiyyah Rahmi. A self development & Lifestyle Blogger .

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Beauty 2
  • Blog 9
  • Book 18
  • BPN Ramadan 2022 12
  • Competition 1
  • Guest Post 1
  • Lifestyle 8
  • Mom Life 2
  • Parenting 2
  • Personal 11
  • Relationship 2
  • Self Development 12
  • Travel 12
  • Women Empowerment 2
Diberdayakan oleh Blogger.

Komunitas

Komunitas

Komunitas

 


Komunitas


 

Komunitas

BloggerHub Indonesia

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates