The Daily Walks
  • Home
  • Lifestyle
  • Beauty
  • Travel
  • Hotel
  • Cafe&Culinary



Halo, teman tumbuh! 

Gimana puasa ketiganya? Lancaar kaannn. Hari ini sembari menunggu berbuka puasa, aku mau cerita tentang harapan. Lebih tepatnya harapanku terhadap blogku ini, hehehe.

Ketika membangun sesuatu, tentu kita menaruh harapan besar di sana. Apalagi hal tersebut dibangun dengan ketekunan dan keseriusan. Seperti membesarkan seorang anak, aku pun membangun blog ini dengan tekun dan serius. 

Melihat setiap perkembangan diriku melalui tulisan-tulisanku di dalamnya. Melihat kembali jejak-jejak pemikiranku di waktu lalu. 

Dari proses belajar, menyaksikan perkembangan diri adalah hal yang paling aku suka. Melihat pemikiranku kian terbuka, dan tulisan-tulisanku lebih baik dari sebelumnya. 

Seperti anak, tempat orang tua belajar. Pun begitu blogku, tempat belajar dan mengasah kemampuan diri. 

Di usianya yang menjelang tiga tahun, aku memiliki banyaaak sekali harapan pada blogku ini, beberapa harapannya akan aku bagikan di sini. Mmmmm tolong diaminkan yaaa, hiiiiiii.


Baca juga : New Year, New Me; Resolusi 2021

Menjadi tempat belajar yang nyaman

Aku merasakan perkembangan kemampuan menulisku sangat meningkat ketika aku mulai rutin menulis di blog. Sampai saat ini aku terus belajar bagaimana agar tulisanku menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. 

Selain menulis aku juga belajar tentang digital marketing melalui blog ini, sebuah profesi yang saat ini sangat dibutuhkan di mana-mana. 

Aku berharap ke depannya aku tidak pernah puas dan berbangga hati dengan pencapaian pada blog ini dan terus meningkatkan skill dan ilmu yang berkaitan dengan keberlangsungan dan kejayaan blogku.

Penyalur Rezeki

Blog juga salah satu caraku dalam menjemput rezeki. Aku berharap dengan ketekunan dan kesenanganku membangun blog ini, pintu-pintu rezeki mengalir dari sini. 

Ya, siapa tahu bisa bekerja sama dengan komunitas atau brand-brand yang memiliki pergerakan di bidang yang juga sedang aku geluti. 

Semoga juga bisa menjadi penyalur rezeki bagi sesiapa yang membutuhkan melalui blog ini. Untuk caranya, nanti deh aku pikirkan lagi. 

Tempat teman tumbuh mendapatkan inspirasi dan informasi

Aku ingin ke depannya bisa menyajikan tulisan-tulisan yang berkualitas dan informatif. Selain mengasah kemampuan analisis dan menulisku, rasanya memang sudah kewajiban seorang blogger untuk menyediakan konten tulisan yang informatif , berguna bagi diri sendiri dan pembaca setianya. 

Terkadang aku suka blogwalking ke blog teman-teman blogger lainnya dan mendapatkan banyak dari mereka yang sudah menerapkan riset mendalam tentang materi tulisannya. 

Dari sana aku belajar untuk menjadikan blog ini sebagai lumbung informasi. 

Ketiga hal di atas adalah sedikit dari banyaknya harapanku dengan blog ini. Semoga aku bisa memenuhinya dan bertambah konsisten dalam menulis. 

Kalau kalian, apa harapan terbesar untuk blog kalian? Share di kolom komentar yaaa. 




Seperti yang sudah kuceritakan di tulisan yang bertajuk Di Balik Sebuah Nama Blog, aku memulai aktivitas blogging sejak tahun 2014. Awalnya blogging cuma jadi tempat aku menumpahkan keluh kesah dan ceracauku saja.  

Dengan kualitas tulisan yang seada-adanya dan nggak berharap yang muluk-muluk dengan blogku. Setiap malam di mana waktu lenggang dan bebas dari tugas, aku selalu mengunjungi warnet terdekat dari kosku untuk menulis di sana. Rasanya senaaang sekali ketika tulisanku selesai. 

Sampai suatu hari aku merasa bosan dengan menulis di blog, karena aku merasa sudah tidak seseru ketika aku mulai belajar. Aku sampai menelantarkan blogku sekitar tiga tahun. Mulai tersadar kembali kalau pernah ngeblog ketika KKN, aku punya teman yang suka menulis juga, kita sering cerita tentang dunia kepenulisan dan sampailah menyinggung soal menulis di blog. 

Aku jadi teringat bagaimana senangnya aku ketika tulisanku selesai, bagaimana aku memikirkan hari ini pengin nulis apa lagi dan perasaan-perasaan ketika tulisanku dibaca orang lain. Aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa tidak untuk memulai menulis di blog kembali? Setelah berdialog panjang dengan  diri sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk serius menulis di blog.

Baca juga : Malas, Sebuah Seni Mempercepat Sukses

Setelah memutuskan untuk serius menekuni blogging, aku mulai belajar hal baru selain dari menulis. Sebagai orang yang visual, aku suka kalau tampilan blogku rapi, bersih, berwarna, dan memiliki font yang ramah dengan mata. Aku mulai belajar bagaimana mewujudkan hal tersebut.

Aku mulai belajar coding, membaca buku-buku seputar membangun sebuah website, apa saja yang harus dilakukan agar website terlihat rapi dan profesional. Semuanya kupelajari sendiri. Hingga blogging menjadi kegiatan yang tidak hanya sebatas hobi dan tempat menuangkan pemikiran saja.
 
Untuk kamu yang ingin memulai blogging juga, setidaknya ada 5 alasan kenapa kamu harus segera memulai menulis di blog. Let me tell you.........

Hobi yang menyenangkan

Setiap hobi ketika dijalani ya akan memberikan rasa senang, tetapi dalam blogging, hobimu tidak hanya akan memberikan kesenangan saja, lo. Dari kegiatan blogging kamu akan belajar dan harus mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan kelancaran hobimu ini. Kamu harus belajar tentang storyelling, agar tulisanmu tersampaikan dengan renyah.

Storytelling juga bisa membuat pengunjung blogmu menunggu-nunggu tulisanmu untuk dinikmatinya. Bukankah manusia suka bercerita? Yuk kita manfaatkan dan segera tekun belajar storytelling. Sampai saat ini aku juga masih terus belajar tentang storytelling yang baik dan menyenangkan ketika dibaca. 

Dari hobi blogging, kamu akan menyadari bahwa hobi tidak sekadar hobi, dari hobi inilah kamu bisa menemukan kemampuan-kemampuan baru yang selama ini kamu belum sadari. 


Personal branding

Blog juga bisa menjadi tempat kamu membangun personal branding. Personal branding singkatnya adalah cara kamu mempromosikan dirimu, kamu ingin dikenal sebagai apa. Dengan aktif menulis di blog, kamu bisa membangun citra dirimu sendiri. Personal branding tidak hanya dibutuhkan oleh pebisnis saja, juga harus dimiliki oleh penulis, programmer, dan hampir setiap orang membutuhkannya. 

Kamu ingin dikenal sebagai apa, hal itu ditentukan oleh personal branding yang kamu bangun. Misalkan dalam dunia blogging, blogger itu kan memiliki banyak sekali jenis niche, ada book blogger, beauty blogger, life style blogger, travel blogger, food blogger, dan lain-lain. Nah dari jenis niche itu, kamu ingin membangun citra diri sebagai apa? 

Seberapa penting sih, personal branding itu? Dari banyaknya kepentingan personal branding, salah satu yang terpenting adalah kamu bisa meyakinkan siapa pun bahwa kamu adalah orang yang sangat berbakat dalam bidang yang sedang kamu geluti. Sehingga akan memudahkanmu untuk mencari relasi, pekerjaan, kerja sama dan kepercayaan.

Membangun personal branding di blog yang kulakukan adalah dengan menceritakan sepotong dari kepribadian yang kumiliki dan bidang yang sedang kugeluti melalui tulisan dan opini.

Membuka peluang usaha dan kerja

Tidak menutup kemungkinan kamu bisa mendapatkan pekerjaan impianmu dari kecakapanmu dalam blogging, lo. Aku pun awalnya mengira bahwa blog akan seperti itu saja, menulis, menulis, dan menulis. Ternyata blog bisa jauh lebih dari sekadar tulisan. Dari tulisan kamu tidak mustahil mendapatkan pekerjaan dan cuan. 

Tahun 2019, aku bekerja di salah satu penerbit mayor di Jogja. Job desc di pekerjaan yang kugeluti itu sebagian besar kupelajari ketika aku tekun menulis di blog dan belajar tentang memasarkan tulisan-tulisan yang ada di blogku. Bekerja di penerbit adalah mimpiku sejak kecil, hahah. 

Kurasa siapa pun yang suka membaca buku, pasti kalian pernah terlintas keinginan untuk kerja di penerbit dan menyaksikan langsung proses pembuatan buku hingga sampai pada tangan pembaca. 
Peluang kerja apa saja sih yang bisa didapatkan dari blogging? 

Content planner, copywriting dan Content writer. Dalam menulis blog, tentu kita melakukan ketiga hal tersebut bukan? Hanya saja kita harus mempelajarinya lebih dalam lagi dan lebih tekun lagi. Selain tiga hal itu, masih banyak lagi peluang yang bisa kamu dapatkan, tergantung seberapa besar ketekunan kalian. Semangat. 

Oh, ya kalian juga bisa mengikuti lomba-lomba menulis blog. Siapa tahu menang, hahaha.


Melatih ketajaman berpikir dan beropini

Menulis adalah tentang isi kepala dan menuangkannya dalam tulisan. Semakin berisi kepalanya, maka akan semakin mudah dan banyak hal yang bisa dituliskan. Pun menulis di blog bagiku tidak hanya sekadar menyampaikan isi kepala saja, tetapi bagaimana isi kepala ini bisa benar-benar tidak rancu dan akurat. 

Dengan rajin menulis, kamu akan terasah ketajaman berpikir dan beropinimu, ketika kamu menyadari bahwa tidak ada kata-kata lagi yang mampu kamu tuliskan, itu artinya kamu harus lebih banyak membaca buku, membaca tulisan-tulisan dari penulis kesayanganmu dan dari sumber-sumber yang berkaitan dengan tema yang ingin kamu tulis. 

Dari sana kamu juga akan mengetahui, bahwa belajar itu nikmat, dan menyaksikan perkembangan pribadi itu sebuah kesyukuran. 

Menambah skill baru. 

Menulis sendiri adalah sebuah skill, zaman digital ini menulis adalah salah satu skill yang sangat dibutuhkan dan tidak lekang oleh waktu. Karena manusia butuh informasi, butuh ilmu dan butuh belajar. Meski tulisan tidak selalu menjadi media satu-satunya untuk belajar, percayalah, tulisan dan aktivitas menulis tidak akan punah. 

Selain menulis, sedikit kalian akan belajar tentang coding, ads, SEO, bagaimana algoritma sebuah platform, up to date tentang trend, informasi terbaru, dan lain-lain. 

Lagi-lagi skill tersebut hanya bisa kamu dapatkan ketika kamu serius belajar dan menekuni aktivitas bloggingmu. 

Banyak orang yang memulai blogging dengan semangat, dan hanya sebagian saja yang bertahan dengan perjuangannya. Umumnya mereka yang gagal mempertahankan komitmennya karena menjadikan uang sebagai tujuan utama dalam menulis di blog. Uang tidak akan langsung datang karena kamu menulis di blog, tapi peluang untuk mendapatkannya akan terbuka semakin lebar. 

Jadi, dengan 5 alasan tersebut, yuk mulai menulis di blog. Kalian bisa menulis di platform Blogger, Wordpress, Medium, Tumbrl, dan sejenisnya. 

Semangat belajar dan menulis, dear teman tumbuh!


2014, awal masuk kuliah aku memulai serius belajar menulis dan berani menuangkan isi kepalaku di blog. Biasanya semua tulisan akan hanya tercantum dalam buku tulis dan tentunya tidak pernah dibaca orang lain selain diriku sendiri. Awal kuliah aku mulai membuat kanal blog sendiri dan rajin menulis di sana. Tujuan awalnya hanya ingin berbagi tentang apa yang kurasakan dan hal hal yang terjadi dalam kehidupan perkuliahanku. 

Aku masih mengingat bagaimana semangatnya aku pergi ke warnet dekat kos untuk berselancar di blog. Menuliskan kejadian yang kualami hari itu berikut dengan perasaan-perasaannya. Aku seperti menemukan teman bercerita baru, hahaha. 

Saat itu yang kutahu hanya menulis, menulis, dan menulis. Kukira apa yang kutulis akan tersebar dengan sendirinya di internet dan semua orang bisa menjangkaunya, ternyata tidak semudah dan sesederhana itu. Banyak sekali hal yang perlu dipelajari agar tulisan-tulisanku bisa dijangkau banyak orang. 

Sebuah blog tidak terlepas dari sebuah nama, sebelum mengetahui betul pentingnya nama sebuah blog, aku memberi nama blogku sesuai dengan perasaanku waktu itu. The Winner, nama pertama blogku yang terinspirasi dari semangatku menjadi seorang pemenang. 

Meski menulis adalah hobi dan pekerjaan yang pasti kulakukan ketika aku penat, ada waktunya juga aku sangat malas dengan aktivitas ini. Blogku pernah terbengkalai begitu saja, ya kurang lebih tiga tahun. Lamaaa sekali bukaaan. 


 Baca juga : Blogwalking; Menjalin Koneksi dan Promosi

Mengambil dari nama sendiri


Awal tahun 2018, aku berniat untuk kembali menulis di blog dengan serius. Niat ini diinisiasi dari sebuah pertanyaan yang saat itu sangat mengusik pikiranku. Kamu ingin dikenal sebagai apa? 
Berawal dari pertanyaan ini, aku mulai serius memikirkan segala hal tentang masa depan blogku. Mulai dari tujuan kembali menulis, nama, hingga sebagai apa blogku ingin dikenal pembaca. 

Alasan mengambil nama sendiri menjadi nama blog adalah bertujuan dengan personal branding. Memperkenalkan diri kepada banyak orang. Meninggalkan jejak jejak tulisan yang mungkin dan semoga akan menjadi jejak juga dalam pikiran seseorang lalu menginspirasinya. 

Teman tumbuh


Selain menamainya dengan nama sendiri, aku juga menampilkan teman tumbuh sebagai nama. Bukan tanpa alasan, aku ingin blog ini menjadi teman tumbuh bagiku dan bagi pembaca tulisanku. Atas misi itu, aku jadi banyak belajar tentang konten yang akan kutuliskan. Menimbang dan memperhitungkan kebenaran setiap informasi yang kusampaikan dan juga sebagai tempat aku mengasah kemampuanku. 

Meskipun hanya tulisan pada platform blog sendiri, bukan berarti aku bebas menuliskan apa saja dan memasukkan informasi dari mana saja tanpa memperhitungkan setiap kebenaran dari informasi tersebut. Jadi, semoga segala tulisan yang ada dalam blog ini bisa menjadi teman tumbuhku dan juga teman tumbuh kalian, para pembaca setia blog ini. 


Jika orang tua yang memberikan nama pada anaknya selain bertujuan untuk memberi tanda pengenal, juga menyelipkan banyak harapan dan doa. Pun begitu denganku. Blog ini sudah beberapa kali berganti nama hingga pada akhirnya namaku sendirilah yang menjadi nama dan branding blog ini. 

Kalau kalian, hal apa yang mendasari nama blog kalian? Jika belum memiliki nama blog, yuk segera dibuat blognya, heheheh. Akan banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan blogging, salah satu manfaat paling seru dan nikmatnya adalah pengalaman bertumbuh. Kalian akan melihat perkembangan tulisan, cara berpikir dan berargumen kalian melalui tulisan-tulisan kalian sendiri. Dari sana bisa dilihat perkembangan seperti apa yang sudah kalian alami. So, jangan ragu dan segera membuat tulisan pertama kalian di blog. 

Selamat belajar dan bertumbuh, dear teman tumbuh. 





Apaaaa??? Malas???? Serius????

Yaps. Serius dong. Selama ini kita diajarkan untuk bekerja keras supaya sukses, supaya apa yang kita inginkan bisa ada dalam genggaman, kita harus kerja keras. Kerja keras adalah harga mati yang tidak bisa lagi ditawar. Kerja keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah, tidak kenal lelah sebelum apa yang ditargetkan berhasil didapatkan. 

Apakah harus selalu kerja keras untuk bisa mendapatkan apa-apa yang diinginkan? Jawabannya adalah tidak. Kita tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan itu semua. Oke, mungkin tulisan ini akan membuat kalian bertanya-tanya, sedikit saya jelaskan tentang sesuatu dalam diri manusia yang sebenarnya kunci dari performa terbaiknya, dalam hal apa pun. 

Kisah ini diangkat dari seorang komandan tentara Jerman, Jendral vont Moltke yang membagi prajuritnya dalam empat jenis sesuai dengan ciri mental dan fisiknya. Pertama adalah mereka yang memiliki mental bodoh, dan secara fisik mereka pemalas. Kedua adalah mereka yang memiliki mental cerdas dan secara fisik gesit. Ketiga adalah mereka yang bermental bodoh, namun gesit secara fisik. Keempat adalah mereka bermental cerdas dan malas secara fisik. 

Dalam pembagian tugas, Jendral vant Moltke memberikan tugas yang paling ringan, sederhana, rutin dan tidak menantang pada prajurit yang memiliki mental dan fisik pemalas. Prajurit dengan mental cerdas dan gesit dinilai Jendral vant Moltke sebagai orang yang selalu terobsesi dengan manajemen mikro, sehingga mereka akan menjadi pemimpi yang payah. Manajemen mikro adalah di mana pemimpin terus menerus mengamati, mengendalikan, mengingatkan bawahannya. 

Prajurit yang bermental bodoh dan bertubuh gesit dianggap sangat berbahaya oleh Jendral vant Moltke, karena mereka akan bekerja dan berbicara serampangan dan terus membuat masalah, sehingga perlu pengawasan yang tinggi. Prajurit jenis ini akan lebih baik dipecat dan tidak masuk dalam tim. 

Prajurit dengan mental cerdas dan fisik pemalas, bagi Jendral vant Moltke layak menduduki jabatan tertinggi. Karena mereka cukup pintar untuk melihat apa yang harus dilakukan, namun karena termotivasi dengan rasa malas, mereka akan mengambil jalan yang paling mudah, ringkas dan singkat untuk memperoleh keberhasilan. 

Jadi, harusnya hidup itu yang bagaimana sih?

Bermainlah. 

Jalani hidup sebagai permainan. Agar kita sampai pada puncak kesuksesan, kita harus memahami tentang permainan, kekonyolan dan gelak tawa. Coba deh, ketika melakukan kesalahan dan kita mampu menertawakan diri kita yang konyol, mungkin kita tidak akan pernah bertemu dengan menyalahkan diri sendiri, yang ada kita bisa belajar dari kesalahan, kekonyolan dan siap melanjutkan hidup.  

Jadi, berhentilah bekerja dan mari bermain-main hahaha. Bukan berarti kita harus hengkang dari pekerjaan kita sekarang ya, tapi selesaikanlah pekerjaan kita dengan mengubahnya menjadi permainan. Pekerjaan kita harus menyenangkan dan melahirkan bahagia. 

Kenapa dengan menjadikan pekerjaan sebagai permainan? Karena ketika bermain, artinya kita membiarkan pikiran kita mengalir tanpa hambatan, kita bebas bereksplorasi, mencoba, eksperimen, mengambil risiko, membuat sesuatu, menuntaskan, tanpa kita khawatir akan ditolak, tidak berhasil, tidak disetujui. Ditolak, tidak berhasil, dan tidak disetujui adalah hal yang paling ditakuti kan, dalam bekerja keras?

Menikmati Permainan.

Setelah bermain, ya harus enjoy the game! Nah, di awal saya menyinggung tentang kemalasan yang melahirkan sukses, agar kemalasan berbuah sukses, kita harus bisa kreatif. Kreativitas bisa didapatkan dari sikap bermain-main. Orang-orang yang menikmati apa yang sedang dilakukannya selalu dipenuhi oleh ide-ide segar dan menikmati permainan akan menciptakan kesenangan. 

Ada empat tips bagaimana agar kita bisa menikmati permainan. 

- Mengganti aturan dan target yang mengikat dengan memberikan kebebasan untuk bertindak kreatif dalam kerangka nilai dan tujuan yang sama. Misalnya tujuan kita adalah menjadi blogger profesional, ya kalau kita kerja keras untuk itu kita akan cepat merasa bosan, kesal karena merasa masih jauh dari target dan nggak jarang ada perasaan ingin stop ajaaaaa. coba beri kebebasan pada diri, menikmati permainannya, justru kita akan lebih kreatif dan belajar banyak hal. nilai dan tujuannya tetap sama, yaitu menjadi blogger profesional, tapi cara kita menjalaninya berbeda dan lebih menyenangkan.

- Jangan kritik dan lecehkan gagasan-gagasan yang buruk. kita harus menciptakan suasana yang nyaman dan memberdayakan, kedua hal ini akan memberikan ruang untuk kreatif. bukan tidak boleh mengkritik ya teman-teman, kritikan sanat penting, tapi perhatikan kata-katanya.

- Ciptakan budaya di mana kamu dan orang lain bisa menjadi dirinya sendiri. 

- Jangan terlalu menekankan logika, logika bisa melumpuhkan kreativitas.




 Selaraskan inner game dan outer game.

Tim Gallwey, seorang  tennis coach sering memperhatikan muridnya ketika mereka berlatih dan menunjukkan performa terbaiknya. Ia penasaran kenapa atlet bisa bermain dengan baik di satu waktu dan buruk di waktu lainnya. Akhirnya ia menemukan tentang konsep inner game dan outer game. Bila seorang atlet mampu mengelola inner gamenya, maka saat itu ia berada pada performa terbaiknya. 

outer game adalah permainan di luar diri kita. Bagaimana kita menghadapi hal hal di luar diri. Sedangkan inner game adalah permainan dalam diri kita, yang meliputi kemampuan mengelola mental, percaya diri, mengatasi kecemasan dan lain-lain. Inner game akan mempengaruhi outer game kita. 

Misalnya dalam dunia blogging, outer game adalah bagaimana teknik penulisan, gaya bahasa, kemampuan marketing konten, kemampuan desain, dan lain-lain. Sedangkan inner gamenya seperti rasa percaya diri, kemauan untuk belajar, peka melihat peluang, senang melakukan kegiatan blogging, dan lain-lain. Jika hanya outer game saja, maka ya seperti yang sudah saya singgung di atas, kita akan cepat bosan, menyerah dan tidak sampai pada performa tertinggi. 

Outer game tidak akan menghasilkan penguasaan yang mastery, dan penguasaan mastery bisa dihasilkan jika inner game dan outer game bisa selaras. 

Bagaimana kita tahu keselarasan keduanya? 

Keselarasan keduanya bisa dilihat dari pernyataan yang sering kita lontarkan, misal " Aku tahu apa yang harus kulakukan supaya konsisten menulis, hanya saja aku kesulitan melakukannya".

Pernyataan sejenis ini, mencerminkan ketidakselarasan dan mencerminkan ketidakmampuan diri memunculkan sisi kelebihannya. 

Jadi, untuk mempercepat sukses kita perlu membiarkan diri bermain-main, menikmati permainan dan malas. Jangan pernah berpikir bagaimana harus mencapai target-target kita terlalu lama, rumit, keras dan dalam. Dan jangan juga bekerja keras untuk itu. 

Mulailah untuk membiarkan diri mengikuti alur dari target dan hidup kita. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan, pergilah ke mana kaki ingin melangkah, jangan membatasi diri dengan hal-hal yang belum tentu benar. Kesadaran seperti ini akan membawa kita pada performa terbaik, membawa pada kesenangan dan hal yang paling diimpikan. 

Sejatinya ketika kita menginginkan sesuatu, ketika ingin menjadi seseorang yang seperti apa, di dalam diri kita sudah tersedia semua sumber daya untuk menjadikan kita pribadi yang kita idam-idamkan. 

Belajar terus, dari mana saja, dari siapa saja, eksplorasi diri dan berbahagialah. Hidup cuma satu periode kan, nggak tahu pula kapan berakhirnya, masa mau dihabiskan dengan kerja keras. Jadilah cerdas, kreatif dan malas hehehehew.

Saya lupa pernah melihat buku ini di mana, mungkin di laman akun instagram Mojok. Saya penasaran dong dengan buku yang ditulis kepala suku Mojok ini. Terlebih saya sudah membaca lima buku karya Mas Puthut. Ya semenjak saya membaca buku Isyarat Cinta yang Keras Kepala, saya jadi tertarik membaca buku-buku karya Mas Puthut. 

Buku bersampul merah muda ini di luar dugaan saya. Awalnya saya mengira buku ini akan berisi segala tips dan trik menjadi penulis. Ternyata oh ternyata buku ini justru berangkat dari rasa muak Mas Puthut dengan pertanyaan pertanyaan khas seminar buku. 

Pertanyaan seperti bagaimana proses menulis buku, idenya dapat dari mana, atau apakah buku ini cerita dari penulis langsung, dan sebagainya. Kalian yang sering ikut bedah buku atau launching buku dengan penulis pasti pernah terlintas ingin bertanya pertanyaan yang di atas. 


Pertanyaan tersebut mungkin tidak hanya terlintas dan terlontar saat seminar atau bedah buku, juga bergulat dalam kepala seorang calon penulis. Dari mana ide didapatkan, bagaimana memiliki tulisan yang khas, hingga pertanyaan konyol, bagaimana menjadi seorang penulis. 

Untuk segala pertanyaan, jawabannya adalah menulis. menulis. Menulis. Belajar. Menulis. Menulis. Membaca. Menulis. Menulis. Piknik. 

Oke, kembali ke buku. Isi buku ini saya artikan sebagai wejangan dari Mas Putut untuk siapa saja yang ingin menjadi penulis. Dalam menulis, ide adalah dasarnya dan kebanyakan penulis baru kesulitan dalam mencari ide, termasuk saya, hahaha. 

Well, dari buku Mas Puthut ini saya belajar bahwa ide bukanlah hal yang sulit bagi mereka yang peka. Yaps, peka, guys. Sebenarnya apa pun yang ada di sekeliling kita bisa dijadikan ide tulisan. Semuanya.


Baca juga :  [Review Buku] Milk and Honey By Rupy Kaur

 



Tergantung bagaimana kita membawakan tulisan tersebut. Ada atau tanpa pesan yang disampaikan, atau hanya sekadar berbagi cerita saja. Selain ide, ketahanan mental seorang penulis juga sangat amat perlu. Kritik dan saran adalah hal yang lumrah dalam sebuah karya. 

Penulis yang karyanya di kritik tak perlu bawa perasaan dan alih alih berhenti menulis. Ya jadikan saja kritik tersebut bahan untuk karya yang lebih baik. 

Buku bersampul merah muda ini benar-benar hadir untuk menemani proses menulis para penulis baru sepertiku. Apa kalian, sudah membaca buku ini?



Buku ini bercerita tentang petualangan Raib seorang remaja berusia 15 tahun dengan kedua temannya Seli dan Ali. Raib adalah remaja yang memiliki keunikan dan kekuatan dalam menghilangkan benda dan menjadikan tubuhnya tidak terlihat ketika ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. 

Keunikan dan kekuatan ini di rahasiakan Raib sampai pada akhirnya Ali mengetahui bahwa Raib bisa menghilang. 

Setelah rahasianya tersingkap, Raib mulai mengalami hal- hal yang tidak terduga. Hal- hal yang menyangkut rahasianya, kedua kucing yang ia terima sebagai kado ulang tahunnya yang ke 9, sampai pertemuannya dengan sosok tinggi berbaju hitam, Tamus.

Petualangan dimulai saat ada kejadian heboh yang menghancurkan sekolah. Kejadian yang banyak mengungkap rahasia masing-masing mereka yang selama ini mereka rahasiakan. Seperti Seli, yang ternyata bisa mengeluarkan aliran listrik dari tangannya.  

Baca juga : [Review Buku] Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih

Ali, Raib, dan Seli bersembunyi di aula sekolah dan bercerita banyak hal. Ali si jenius berpendapat bahwa bumi memiliki empat dimensi. Tidak hanya ada satu ada satu kehidupan di bumi, tetapi ada kehidupan lainnya yang berjalan bersama- sama. 

Hingga sosok Tamus datang kembali dengan pasukannya, dan petualangan mereka di mulai. Petualangan anggota klan bumi, bulan, dan matahari.


Membaca buku ini seperti ikut merasakan petualangan dan alurnya yang membuat penasaran. Tadinya aku kira ini cerita horor, karena pada bab di mana Raib sering di datangi oleh Tamus terkesan sangat mistis. Setelah meneruskan bacaan hingga bab setelahnya, barulah jelas ternyata ini bukan novel horor. 

Bagian yang menarik bagiku adalah di mana Raib dan Seli yang semulanya tidak dekat dengan Ali, mampu saling menerima kekurangan dan bekerja sama selama melewati petualangan. Salah satu pesan moral yang  disampaikan novel ini adalah ketika dalam kondisi terpaksa dan serba terdesak, di situlah kita akan menemukan kelebihan- kelebihan yang kita punya. 

Dibalik kondisi yang mendesak, ada potensi yang siap melejit. Selamat membaca dan menikmati petualangan bersama Raib Seli dan  Ali.

-----------------------------------------

Judul Buku    : Bumi
Jenis Buku     : Novel
Penulis            : Tere Liye
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN              : 978- 602- 03- 0112- 9
Tahun Terbit  : 2014
Tebal              : 440 Halaman

Setelah melewati banyak hal tidak terduga di 2020, awal tahun 2021 saya mempersiapkan diri untuk mencapai beberapa cita-cita yang tertunda. Mulai dari mengikuti kelas menulis, mengikuti persiapan pelatihan pengembangan diri, dan lagi-lagi menyelesaikan revisi tugas akhir yang sudah sangat ingin benar-benar saya akhiri. 

Januari menjadi penuh tantangan dan kegiatan, tidak jarang pusing dan lelah sendiri dibuatnya. Saya mulai mengalami burn out di satu minggu terakhir, merasa lelah dengan semua kegiatan dan rutinitas dan mulai sulit berbahagia. 

Akhirnya saya mengambil jeda selama satu hari untuk tidak memikirkan dan berurusan dengan semua kegiatan yang biasanya saya jalani. Gawai pun saya matikan, saya pergi ke Rumah Berdikari. 

Mungkin teman-teman yang tinggal di Jogja dan gemar membaca serta membeli buku, sudah tidak asing lagi dengan Rumah Berdikari. Sebuah toko buku yang juga menyediakan kafe dan perpustakaan. 

Rumah Berdikari juga memiliki toko buku online, @berdikaribook namanya user instagramnya.

 
Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh BERDIKARI BOOK (@berdikaribook)

 

Baca juga : [Review] Laluna Resort, Penginapan Unik Bergaya Interior Ala Gypsi


Tentu sudah sangat dikenal, karena Berdikari Book sendiri bisa dikatakan masuk ke jajaran toko buku online terbesar dan sukses di Indonesia. Rumah Berdikari berlokasi di Jalan Elang Jawa, dekat dengan stadion Maguwoharjo. 

Ini bukan kali pertama saya berkunjung ke Rumah Berdikari, emm mungkin sudah ketiga atau keempat kalinya. Seperti biasa, saya selalu tersenyum tepat memasuki halaman rumah berdikari. Seolah di sambut riang oleh buku buku yang menunggu saya baca. 

Ya, kunjungan kali ini bukan untuk membeli buku, tetapi menikmati buku-buku yang tersedia di perpustakaan Rumah Berdikari. 

Saya mulai berjalan berkeliling perpustakaan, melihat dengan lekat setiap buku yang terpajang sambil sesekali bergumam jika saya menyentuh buku yang sudah saya baca. Setelah dua kali keliling, akhirnya saya meraih buku Rupi Kaur, Milk and Honey. 

Saya pun mulai menyiapkan tempat duduk yang nyaman dan mulai membuka buku tersebut dan menghayati setiap kata yang tertulis di dalamnya.

Menikmati buku Rupi Kaur membawa saya ke ingatan masa lalu dan beberapa kejadian yang pernah membuat saya meragukan diri saya sendiri. Melalui buku itu, saya perlahan diingatkan kembali tentang arti dari setiap kejadian yang sudah berlalu dalam hidup saya. 

Mungkin kalian juga sudah pernah ya, membaca buku Rupi Kaur, Milk and Honey ini.



Setelah membaca buku Rupi Kaur, saya beralih ke Madgeo, karya Agus Mulyadi. Madgeo berisi kumpulan tulisan dari rubrik Mojok tentang hewan dan nabati. Jadi, Mojok pernah membuat rubrik, ya sebagai selinganlah, tentang hewan dan tumbuhan. 

Rubrik tersebut diisi oleh tulisan tulisan Mas Agus, yang konon ketika mengenyam bangku SMA pernah bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. 

Isi buku tersebut seputar pengetahuan tentang hewan dan tumbuhan tetapi ditulis ala tulisan Mas Agus. Kalau kalian pernah membaca karya Mas Agus, tentu sudah terbayang kan bagaimana bentuk dari tulisan tersebut. Tetap membuat ngakak. 



Setelah membaca Madgeo, saya merasa haus dan membeli minuman yang saya lupa namanya apa, tapi isinya yakult, susu, dan potongan jeruk. Segar. Oh ya, namanya Good Vibes. 

Ditemani Good Vibes, saya kemudian membaca buku karya Puthut EA yang berjudul Buku Catatan Untuk Calon Penulis. Mulanya saya kira buku itu memuat tips menumbuhkan ide untuk tulisan, bagaimana memulai menulis sebuah buku, daaaann pertanyaan-pertanyaan khas pelatihan menulis lainnya. 

Ternyata tidak, teman-teman. Justru buku itu hadir karena penulisnya sudah bosan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Jadi buku ini lebih tepat disebut sebagai teman bagi siapa pun yang ingin menjadi penulis. 

Catatan-catatan yang di buat Kepala Suku Mojok dalam buku itu mengingatkan calon penulis tentang hal hal sederhana yang terjadi dalam hidup dengan sangat bisa dijadikan bahan tulisan, dan kata kata penguat lainnya. 


Tidak terasa saya sudah membaca tiga buku, dan saya tertarik dengan satu buku terbitan Mojok, yaitu Woe Man Relationship, karya Audian Laili. Buku ini membahas tentang perempuan dan hubungan yang dimilikinya. Sebagai manusia, tentu kita memiliki sebuah hubungan. 

Entah hubungan pertemanan, romansa, anak-orang tua dan hubungan lainnya. Dalam hubungan tersebut, posisi perempuan sering terkesan ribet. Bisa jadi hal tersebut dibentuk oleh budaya dan akhirnya menjadi pola pikir kita. 

Buku ini banyak membuka pikiran kuno, menjadi lebih cerah dan tidak menyulitkan kita sebagai perempuan. Misalnya, ketika memilih istri, laki laki memilih perempuan yang mau diajak makan di pinggir jalan. Itu adalah perempuan yang istri- able. 

Mau diajak susah. Saya sudah sangat sering mendengar narasi ini, apakah itu benar. Ya tentu tidak. Nah dibuku ini banyak dibahas pemikiran pemikiran asumsi tentang perempuan dan hubungannya. Sepertinya seru jika dibahas dalam tulisan tersendiri, hahaha. 



Setelah selesai membaca keempat buku tersebut, saya merasa agak tenang. Perlahan kekacauan dan kelelahan pikiran saya terobati. Maka menjelang magrib saya putuskan untuk pulang. 

Saya pulang dengan hati yang gembira, seperti baru mendapatkan penemuan hebat dunia, dengan hati yang buncah, saya menyusuri jalanan stadion, melewati lapangan yang tampaknya akan digelar pasar malam, dan akhirnya melaju hingga sampai rumah. 

Buku sejak dulu selalu menjadi tempat saya untuk membuang lelah yang paling terjangkau. Saya juga nggak tahu kenapa begitu. Biasanya sebagian orang kalau sedang kisruh tidak akan mendekati buku, kalau saya justru buku itu sendiri obatnya.

Entah bagaimana, buku yang saya baca saat saya sedang kisruh itu adalah bahasan yang sangat saya perlukan saat itu. Saya seperti mendapat nasihat langsung, atau pikiran baru yang meluruskan pikiran sesat saya sebelumnya. Itulah mengapa saya bisa menjadi sangat senang setelah mencari jawaban dari buku. 


Jadi, nggak papa kok lepas dari rutinitas biasanya barang sehari. Membuat jeda terkadang bisa membuat kita lebih waras dan siap dengan tantangan selanjutnya. Kalau kalian sedang burn out, kalian ngapain? Berbagi cerita ya. Heheh.

[Review Buku] Lambe Akrobat Karya Agus Mulyadi- Selamat berakhir pekan dan selamat menjalani hari teman-teman pembaca blog sekalian. Tergantung kalian membaca tulisan ini kapan, hahahah. 

Akhir pekan ini saya habiskan dengan membaca buku redaktur Mojok yang tak lain adalah Mas Agus Mulyadi. Seperti yang kalian lihat di judul unggahan tulisan ini, bukunya berjudul Lambe Akrobat. 

Buku bersampul kuning ini terbagi dari dua bab yaitu keluarga hansip dan geng koplo. Bab pertama berisi 17 kisah, kisah tersebut menceritakan Mas Agus dengan Bapak dan keluarganya. Bab kedua berisi 16 cerita yang mengisahkan tentang Mas Agus dan teman-temannya.


[Review Buku] Lambe Akrobat Karya Agus Mulyadi


Sesekali juga menceritakan tentang profesi Mas Agus sebelum menjadi redaktur Mojok. Seperti yang tertera di buku, beberapa nama disamarkan dan ternyata berdasarkan cerita nyata. 

Dalam buku ini Mas Agus banyak membahas tentang kehidupan yang dijalaninya, yang terkadang ironi namun tetap bermakna dan tentunya penuh canda. Tidak perlu waktu lama untuk menghabiskan buku Lambe Akrobat karena saya sangat menikmati setiap ceritanya. 

Banyak kenyataan-kenyataan hidup yang bisa dipelajari dari kisah yang ditulis lelaki asal Magelang ini. 

Sepertinya antara kelucuan dan pribadi Mas Agus sudah sangat akrab dan melekat kuat, sehingga apa yang terjadi dan tertulis, seironis apa pun tetap ada sisi humor yang tersangkut. Dari sekian banyak cerita rasanya hampir semua membuat saya tertawa keras nggak karuan.

Misalnya tentang Pesugihan Terlarang, saya rasanya pernah membaca kisah ini di unggahan sosial media Mas Agus, tapi yang saya tahu adalah mereka sedang berkumpul dan menceritakan hal mistis, saya tidak tahu akhir dari cerita itu seperti apa. 

Nah di buku Lambe Akrobat ini tercantum juga cerita tersebut, ternyata akhir dari cerita itu ya cukup menggelitik. 

Baca juga :  [Review Buku] Menari di Tengah Badai


Selanjutnya adalah cerita tentang Bapak Momong dan Sebuah Kesabaran. Saya cukup mengetahui bahwa momong anak kecil itu susah susah gampang. Menangisnya penuh isyarat dan tanda tanya dan tidak serta merta langsung bisa dibujuk supaya bisa diam dan tenang.
 
Tapi yang nggak habis pikir, Bapaknya Mas Agus yang sudah hilang kesabaran dalam menenangkan tangisan Mas Agus kecil akhirnya menyerah dan meletakkan Mas Agus kecil di tanah kebun depan rumah yang menyebabkan Mas Agus kecil menjadi pendiam dalam beberapa hari. 

Alhamdulillah sembuh setelah dibawa berobat ke orang pintar. Cerita ini membuat tawa saya pecah dan susah berhenti.


Dalam beberapa cerita yang sebenarnya lucu, saya mendadak terharu. Melihat Mas Agus begitu bisa menertawakan hari-hari sulitnya dan menjadikannya sebuah cerita. 

Ya dalam hidup banyak sekali tragedi-tragedi yang sebenarnya bisa ditertawakan sehingga tidak terlalu berat menjalaninya.  Lambe Akrobat sangat cocok untuk menjadi teman di akhir pekan. 

---------------------

Judul Buku : Lambe Akrobat

Penulis        : Agus Mulyadi

Penerbit      : Mojok


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Seedbacklink

ASUS AI

ASUS AI

Komunitas

Komunitas

ABOUT ME


 

Hallo! Aku Annisa, seorang ibu dari satu bayi ceria, juga seorang Lifestyle Blogger. Aku suka menulis perjalanan yang kulalui, tempat yang kukunjungi, ulasan produk, dan seputar parenting.Blog ini terbuka lebar untuk kerjasama. Baca juga tulisanku di blog https://hallobiuty.blogspot.com/ dan https://hallobia.blogspot.com/ Kamu dapat menghubungiku melalui email halloannisakhairiyyah@gmail.com dan jangan lupa untuk follow media sosialku, yaa. Pasti aku follback kok, hihihih .

Kerja Sama - Media Kit

Media Kit

Categories

  • Beauty 21
  • Blog 21
  • Book 19
  • BPN Ramadan 2022 12
  • BPN Ramadhan 2024 3
  • Cafe & Culinary 16
  • Competition 16
  • Content Placement 2
  • Dekorasi Rumah 1
  • finance 12
  • Guest Post 1
  • Hotel 8
  • Jogja Diary 5
  • Lifestyle 33
  • Motherhood 12
  • Parenting 5
  • Personal 21
  • Review Film 1
  • Self Development 9
  • Sponsored Post 18
  • Teknologi 1
  • Travel 23
  • Women Empowerment 1
Diberdayakan oleh Blogger.

Komunitas

Komunitas

Intellifluence

Komunitas

 


Komunitas


 

Komunitas

BloggerHub Indonesia

Arsip Blog

  • ▼  2025 (7)
    • ▼  November (1)
      • Daging Merah: Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Rek...
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2024 (101)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (10)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (25)
    • ►  Mei (7)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2023 (47)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (43)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2021 (25)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2019 (11)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

POPULAR POSTS

  • Rumah Rasa Kaliurang: Lokasi, Daftar Menu dan Jam Buka
  • Di Balik Sebuah Nama Blog
  • Pengalaman Membawa Bayi 10 Bulan Naik Pesawat
  • REVIEW barenbliss Like A Pro! Shockproof Durabrow Pomade dan barenbliss Roll To Volume Mascara
  • [REVIEW] Hilangkan Jerawat dan Cerahkan Wajah dengan Rangkaian Serum Scarlett Whitening
  • Tentrem Bumi Coffee & Eatery, Salah Satu Kedai Kopi Bernuansa Tropikal di Jogja
  • Menikmati Daun Kelor dengan Cara Praktis dan Sehat Lewat Permen Kenyal Pome
  • Hempaskan Bekas Jerawat dan Beruntusan dengan ANESSA Night Sun Care Serum
  • Mindful Walking #1 ; Merayakan Matahari Terbit
  • Teras Kemarin, Tempat Menikmati Sajian Kopi yang Unik di Jogja

Copyright@ 2023 Annisakhairiyyah.com | Powered by Blogger

Copyright © 2023. annisakhairiyyah.com | Powered by Blogger