Satu Hari di Libur Nataru

Satu Hari di Libur Nataru- Libur sudah tiba. Jogja menjadi salah satu kota sasaran wisatawan untuk menghabiskan libur bersama keluarga. Di tengah teriknya kota Jogja, macet di mana-mana, tetapi banyak hati yang riang gembira. 

Libur Nataru tahun ini, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami sekeluarga hanya menghabiskan hari demi hari di rumah. Jika bosan, barulah pergi keluar dan itu pun hanya di tempat wisata sekitar rumah saja. 

Satu Hari di Libur Nataru


Seperti hari ini, kami pergi ke Buku Akik, dan menghabiskan waktu makan siang di Sabin by Seken Living. Meski ada di Jalan Kaliurang, dua tempat ini termasuk di pelosok. Sehingga tidak perlu bermacet-macetan di jalan utama untuk sampai ke dua lokasi ini. 

Yuk, ikuti satu hari di libur nataru kami tahun ini. Siapa tahu, kalian sedang ada di Jogja, dan ingin pergi ke tempat-tempat seru, namun malas terjebak macet. Baca artikelnya sampai habis, ya. 

Buku Akik, Kedai Buku Ala Shakespeare & Co Paris di Jogja


Tujuan utama kami adalah toko Buku Akik. Jika teman-teman suka membeli buku di marketplace, mungkin akan familier dengan toko Buku Akik. Nah, toko Buku Akik juga membuka kedai offline-nya di Jogja. Tepatnya di Jalan Kaliurang KM 12. 

Meski lokasi toko Buku Akik ini tidak di pinggiran jalan, alias masuk ke gang kecil, toko Buku Akik ramai peminatnya. Terlebih saat liburan begini. Ketika kami ke sana, toko Buku Akik lebih ramai dari biasanya. 

Banyak anak-anak belia yang pergi ke toko Buku Akik bersama orang tuanya. Tidak hanya yang muda yang bersemangat melihat-lihat buku, orang tua pun semangat mencari dan membaca buku koleksi toko Buku Akik. 


Satu Hari di Libur Nataru

Satu Hari di Libur Nataru


Aku jadi membayangkan, akankah hingga tua nanti aku akan suka berkunjung ke toko buku. Seru juga ya, ke toko buku bersama cucu dan membelikan buku yang mungkin kelak akan menjadi buku kesayangan mereka. 

Di toko Buku Akik aku tidak menghabiskan waktu lama-lama, karena ruangan terasa penuh. Aku hanya berkeliling mencari buku yang kuminati, berfoto-foto dan juga melirik ke koper yang berisi buku-buku yang sudah dibungkus rapat. Tertera tulisan Blind Date With a Book. Kencan buta dengan buku. 

Aku mengambil satu buku yang bertuliskan cerita antologi dari negeri ginseng yang merekam berbagai kondisi masyarakat. Dan isinya adalah buku yang berjudul Potongan Tubuh karya Pyun Hye-young dan Park Min Gyu dan rekan-rekannya. Setelah selesai dari toko Buku Akik, kami melanjutkan perjalanan ke Sabin by Seken Living. 

Satu Hari di Libur Nataru

Satu Hari di Libur Nataru



Sabin by Seken Living, Restoran Bergaya Minimalis yang Mengusung Konsep Sustainbility


Tentang Sabin by Seken Living sudah pernah kutulis di blog ini, pada tulisan yang berjudul Sabin by Seken Living, Kafe Berkonsep Sustainable dan Garden di Jogja. Biasanya, Sabin tidak begitu ramai. Tetapi hari ini, Sabin cukup ramai. Pramusaji berlalu lalang dengan sergap melayani pembeli. 

Aku memesan Black Lemonade untuk mengusir dahaga dan cuaca panasnya Jogja. Ini kali pertama aku meminum Black Lemonade, dan aku suka sekali. Kopi dicampur dengan air soda dan sedikit perasan lemon dan juga es batu, cukup segar membanjur tenggorokan yang kering kepanasan.

Di Sabin juga kami tidak berlama-lama. Niat awalnya cuma ingin mencari Cromboloni di Palmy Bakery House yang ada di lantai dasar Sabin. Namun, Cromboloni baru tersedia di sana pukul 3 sore. Mungkin lain waktu, kami akan kembali lagi ke sini dan mencicipi Cromboloni-nya. 

Satu Hari di Libur Nataru

Satu Hari di Libur Nataru

Satu Hari di Libur Nataru



Membaca Buku Roman, Negeri Senja Karya Seno Gumira Ajidarma


Apalah arti duduk ditemani kopi jika tidak disambi dengan baca buku. Kali ini, aku membaca buku roman Negeri Senja Karya Seno Gumira Ajidarma. Buku ini cocok sekali dibaca di masa-masa menjelang pemilu, di mana kita harus bijak dalam memilih pemimpin. 

Sedikit bercerita tentang buku Negeri Senja Karya Seno Gumira Ajidarma. Cerita ini tentang senja dan cahaya keemasan yang dimilikinya. Bagaimana jika senja terus menjadi senja, maksudnya bagaimana jika matahari tidak pernah tenggelam, hanya tersangkut mengambang di cakrawala? Tidak naik maupun turun. Tidakkah setiap hari dan setiap waktu adalah waktu senja?

Demikianlah hal yang terjadi di Negeri Senja. Sebuah negeri terpencil, tidak terkenal bahkan tidak ada di peta dunia mana pun. Sebuah negeri yang hanya diketahui oleh pengembara yang pernah singgah di sana, atau rombongan kafilah-kafilah yang lewat dan tersesat. 

Cerita bermula dari seorang pengembara yang tersesat di negeri di mana matahari selalu menggantung di cakrawala ini. Negeri yang aneh dan dengan bahasa yang aneh pula. Penduduk negeri juga tidak kalah aneh dan penuh misteri. 

Penduduknya tidak pernah menampakkan wajah mereka, selalu tertutup dalam balutan jubah hitam dan berjalan di bawah remang-remang cahaya, alih- alih berjalan di bawah cahaya jingga senja. Konon pemimpin negeri ini seorang pemimpin yang kejam dan buta bernama Tirana. 

Membingungkan sekaligus membuat penasaran. Meski begitu, novel ini cukup seru. Lalu bagaimana kah Negeri Senja itu? Baca artikel review bukunya di artikel yang sudah kutulis di blog ini, ya.


Negeri Senja Karya Seno Gumira


Penutup


Selepas dari Sabin by Seken Living, kami bergegas pulang dan melanjutkan liburan di rumah. Meski di rumah saja, banyak aktivitas yang bisa dilakukan bersama keluarga. Bermain bersama, menonton film, sama-sama memasak makanan yang enak, dan kegiatan yang dapat melekatkan kasih sayang sekeluarga. 

Kalau kalian, liburan akhir tahun ke mana? Ceritakan keseruan kegiatan liburan kalian di kolom komentar, ya Gengssss....

Selamat berlibur......

0 Comments